China Temukan Harta Karun Langka di Daerah Termiskin, Simpan Cadangan hingga 5 Juta Ton
Rabu, 18 September 2024 - 22:05 WIB
JAKARTA - China menemukan cadangan elemen tanah jarang sekitar 5 juta ton di tengah meningkatnya persaingan global terutama dengan Amerika Serikat (AS) menyusul penemuan di Provinsi Sichuan.
Para ahli tanah jarang mengatakan pada sebuah simposium China Rare Earth Group bahwan 4,96 juta ton tanah jarang tersebut penting untuk pengembangan teknologi, mulai dari kendaraan listrik hingga turbin angin, robot, dan senjata militer telah ditemukan di prefektur otonomi Liangshan Yi, yang merupakan salah satu daerah termiskin di China.
China adalah produsen terbesar di dunia untuk elemen tanah jarang, yang mencakup 17 oksida logam, dengan 44 juta ton deposit, menurut US Geological Survey.
"Dalam menghadapi situasi baru persaingan internasional, kelompok ini akan tetap memperhatikan kepentingan bangsa yang lebih besar, untuk memberikan kontribusi baru yang signifikan dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang China," kata China Rare Earth Group, yang merupakan badan usaha milik negara, dilansir dari SCMP, Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Iran Tuding Israel Melakukan Pembunuhan Massal dengan Meledakkan Pager Hizbullah
Dominasi tanah jarang China semakin meningkatkan kekhawatiran geopolitik di tengah meningkatnya persaingan teknologi antara China dan AS.
"Industri tanah jarang di China juga harus berkembang ke sektor hilir, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan keunggulan teknologi perusahaan," ujar ekonom Pan Helin.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini telah membatasi pasokan dan ekspor elemen tanah jarang, yang pada awal tahun ini diidentifikasi oleh Kementerian Keamanan Negara sebagai sumber daya mineral strategis yang terkait langsung dengan keamanan nasional.
Pan Helin, seorang ekonom dan penasihat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, mengatakan kepada China Securities Journal milik pemerintah pada hari Sabtu bahwa penemuan di Sichuan akan meningkatkan keunggulan sumber daya China di pasar tanah jarang global.
Para ahli tanah jarang mengatakan pada sebuah simposium China Rare Earth Group bahwan 4,96 juta ton tanah jarang tersebut penting untuk pengembangan teknologi, mulai dari kendaraan listrik hingga turbin angin, robot, dan senjata militer telah ditemukan di prefektur otonomi Liangshan Yi, yang merupakan salah satu daerah termiskin di China.
China adalah produsen terbesar di dunia untuk elemen tanah jarang, yang mencakup 17 oksida logam, dengan 44 juta ton deposit, menurut US Geological Survey.
"Dalam menghadapi situasi baru persaingan internasional, kelompok ini akan tetap memperhatikan kepentingan bangsa yang lebih besar, untuk memberikan kontribusi baru yang signifikan dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang China," kata China Rare Earth Group, yang merupakan badan usaha milik negara, dilansir dari SCMP, Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Iran Tuding Israel Melakukan Pembunuhan Massal dengan Meledakkan Pager Hizbullah
Dominasi tanah jarang China semakin meningkatkan kekhawatiran geopolitik di tengah meningkatnya persaingan teknologi antara China dan AS.
"Industri tanah jarang di China juga harus berkembang ke sektor hilir, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan keunggulan teknologi perusahaan," ujar ekonom Pan Helin.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini telah membatasi pasokan dan ekspor elemen tanah jarang, yang pada awal tahun ini diidentifikasi oleh Kementerian Keamanan Negara sebagai sumber daya mineral strategis yang terkait langsung dengan keamanan nasional.
Pan Helin, seorang ekonom dan penasihat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, mengatakan kepada China Securities Journal milik pemerintah pada hari Sabtu bahwa penemuan di Sichuan akan meningkatkan keunggulan sumber daya China di pasar tanah jarang global.
Lihat Juga :
tulis komentar anda