Melawan Hegemoni Dolar, Satu Lagi Negara Afrika Berminat Gabung BRICS

Selasa, 24 September 2024 - 22:11 WIB
Satu lagi negara dari benua Afrika menyatakan minatnya bergabung bersama BRICS, untuk mendapatkan kesempatan melawan pengaruh dolar Amerika Serikat (USD). Foto/Dok
JAKARTA - Satu lagi negara dari benua Afrika menyatakan minatnya bergabung bersama BRICS , untuk mendapatkan kesempatan melawan pengaruh dolar Amerika Serikat (USD) dan euro. Perdana Menteri Burkina Faso , Apollinaire Joachim Kyelem de Tambela telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS.



Menurutnya keanggotaan BRICS akan memungkinkan untuk menantang "dominasi dolar dan euro," dan untuk mencapai "hubungan perdagangan yang lebih adil di panggung internasional,". Hal itu disampaikan Perdana Menteri Burkina Faso, Apollinaire Joachim Kyelem de Tambela saat bertemu dengan Duta Besar Rusia, Igor Martynov di Ouagadougou pada hari Senin (23/9).



Setelah menggelar pertemuan, pemerintah republik Afrika Barat itu langsung memposting sikap mereka di Facebook, yang mengonfirmasi bahwa Kyelem de Tambela telah "berargumen untuk Burkina Faso bergabung dengan integrasi negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan)."



Sementara itu Martynov menerangkan, dalam diskusi itu juga membahas proposal Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Burkina Faso. "Pertemuan itu sangat bermanfaat dan berhasil. Kami selaras dengan pendekatan terhadap kerja sama bilateral. Kami juga berkutat untuk mengintensifkan kerja sama kami di semua bidang," katanya seperti dilansir RT.

Pada Juni 2023, pemerintah Burkinabe dan kelompok BRICS menandatangani nota kesepahaman untuk kerja sama. Dokumen tersebut mendefinisikan bidang kerja sama pada beberapa sektor yang meliputi ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, transportasi udara dan kereta api, industri, perdagangan, pertambangan, energi, olahraga, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, hingga pariwisata.

BRICS yang didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, kemudian baru pada 2011 kedatangan anggota baru yakni Afrika Selatan. BRICS kemudian makin meluas, dimana tahun ini member mereka bertambah ketika Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab menjadi anggota penuh.

Pada 2 September, Bloomberg melaporkan, mengutip sumber terkait, bahwa Türkiye juga sudah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, dengan alasan "perlunya kerja sama dengan negara-negara berkembang."

Sementara itu pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Zimbabwe, Oppah Muchinguri-Kashiri mengumumkan, bahwa negara itu siap untuk bergabung dengan kelompok BRICS.

Beberapa negara lain juga secara resmi mengisyaratkan niat mereka untuk bergabung dengan organisasi BRICS. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov mengatakan, bahwa salah satu kriteria utama bagi Moskow untuk menyambut anggota baru adalah bahwa setiap negara yang ingin bergabung dengan BRICS menahan diri untuk tidak berpartisipasi dalam sanksi sepihak yang ilegal.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More