5 BUMN dengan Utang Terbanyak per Juni 2024, Ada yang Tembus Ratusan Triliun
Kamis, 26 September 2024 - 14:41 WIB
JAKARTA - Beban utang menumpuk yang membelit sejumlah badan usaha milik negara di sektor konstruksi atau BUMN Karya ditenggarai muncul karena permasalah internal dalam tata kelola. Situasi ini diperparah oleh beban penugasan proyek dari pemerintah yang tidak dilandasi perencanaan yang matang.
Salah satu BUMN Karya yang kini tengah terbelit beban utang adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Berdasarkan laporan perseroan tercatat memiliki liabilitas Rp 84,1 triliun pada triwulan III-2023 tertinggi dibandingkan dengan beban utang BUMN karya lainnya. Adapun proporsi utang terhadap total aset perseroan mencapai 87,1 persen.
Baru-baru ini, Waskita Karya telah melakukan restrukturisasi penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 perbankan, baik bank BUMN maupun swasta dengan nilai outstanding sebesar Rp26,3 triliun.
Baca Juga: Laporan Keuangan 2023, Utang BUMN Tembus Rp6.957,4 Triliun
Waskita Karya juga telah mendapat persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp5,2 triliun. Tercatat sampai Juni 2024, utang jangka pendek Waskita Karya sebesar Rp700,12 miliar, jumlah tersebut tidak berubah dari utang jangka pendek per Desember 2023.
Adapun utang jangka panjang Waskita Karya sampai Juni 2024 mencapai Rp45,61 triliun. Nilai tersebut turun tipis jika dibandingkan dengan utang jangka panjang tahun lalu, yakni Rp47,13 triliun per Desember 2023. Apabila dijumlahkan total utang Waskita Karya ke bank tembus Rp47,57 triliun per Juni 2024.
Namun, utang tersebut masih lebih rendah dibandingkan total utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menembus Rp138,88 triliun per Juni 2024. Jika dirinci, total utang PLN tersebut terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp21,12 triliun per Juni 2024, naik dari Rp20,94 triliun per Desember 2023.
Sementara, utang jangka panjang PLN ke bank tembus Rp117,76 triliun per Juni 2024, namun jumlah tersebut telah turun dari tahun lalu Rp127,87 triliun per Desember 2023. Di posisi selanjutnya, ketiga ada perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memiliki total utang di perbankan sebesar Rp51,21 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp13,09 triliun dari Rp9,65 triliun pada Desember tahun lalu.
Sementara, utang jangka panjang di bank tercatat sebesar Rp38,12 triliun per Juni 2024, naik dari tahun lalu Rp32,2 triliun. Selanjutnya, posisi keempat ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatat total utangnya di bank mencapai Rp17,37 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp443,68 miliar, turun dari utang tahun lalu sebesar Rp17,61 triliun per Desember 2023.
Baca Juga: Terkenal Flexing, Miliarder Brandon Miller Bunuh Diri karena Terlilit Utang Rp524,8 Miliar
Sementara, untuk utang jangka panjang tercatat mencapai Rp16,93 triliun per Juni 2024. Adapun di posisi kelima adalah BUMN Karya lainnya seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat total utang di bank sebesar Rp15,01 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp4,23 triliun, naik dari Rp3,67 triliun per Desember 2023. Sementara, utang jangka panjang Rp10,78 triliun per Juni 2024, naik dari Rp10,07 triliun per Desember 2023.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat total utang ke bank Rp3,44 triliun per Juni 2023, dengan rincian utang jangka pendek mencapai Rp2,89 triliun, turun dari Rp 4,85 triliun per Desember 2023. Sementara, utang jangka panjang tercatat sebesar Rp553,51 miliar turun dari Rp949,96 miliar per Desember 2023.
Salah satu BUMN Karya yang kini tengah terbelit beban utang adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Berdasarkan laporan perseroan tercatat memiliki liabilitas Rp 84,1 triliun pada triwulan III-2023 tertinggi dibandingkan dengan beban utang BUMN karya lainnya. Adapun proporsi utang terhadap total aset perseroan mencapai 87,1 persen.
Baru-baru ini, Waskita Karya telah melakukan restrukturisasi penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 perbankan, baik bank BUMN maupun swasta dengan nilai outstanding sebesar Rp26,3 triliun.
Baca Juga: Laporan Keuangan 2023, Utang BUMN Tembus Rp6.957,4 Triliun
Waskita Karya juga telah mendapat persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp5,2 triliun. Tercatat sampai Juni 2024, utang jangka pendek Waskita Karya sebesar Rp700,12 miliar, jumlah tersebut tidak berubah dari utang jangka pendek per Desember 2023.
Adapun utang jangka panjang Waskita Karya sampai Juni 2024 mencapai Rp45,61 triliun. Nilai tersebut turun tipis jika dibandingkan dengan utang jangka panjang tahun lalu, yakni Rp47,13 triliun per Desember 2023. Apabila dijumlahkan total utang Waskita Karya ke bank tembus Rp47,57 triliun per Juni 2024.
Namun, utang tersebut masih lebih rendah dibandingkan total utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menembus Rp138,88 triliun per Juni 2024. Jika dirinci, total utang PLN tersebut terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp21,12 triliun per Juni 2024, naik dari Rp20,94 triliun per Desember 2023.
Sementara, utang jangka panjang PLN ke bank tembus Rp117,76 triliun per Juni 2024, namun jumlah tersebut telah turun dari tahun lalu Rp127,87 triliun per Desember 2023. Di posisi selanjutnya, ketiga ada perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memiliki total utang di perbankan sebesar Rp51,21 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp13,09 triliun dari Rp9,65 triliun pada Desember tahun lalu.
Sementara, utang jangka panjang di bank tercatat sebesar Rp38,12 triliun per Juni 2024, naik dari tahun lalu Rp32,2 triliun. Selanjutnya, posisi keempat ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatat total utangnya di bank mencapai Rp17,37 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp443,68 miliar, turun dari utang tahun lalu sebesar Rp17,61 triliun per Desember 2023.
Baca Juga: Terkenal Flexing, Miliarder Brandon Miller Bunuh Diri karena Terlilit Utang Rp524,8 Miliar
Sementara, untuk utang jangka panjang tercatat mencapai Rp16,93 triliun per Juni 2024. Adapun di posisi kelima adalah BUMN Karya lainnya seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat total utang di bank sebesar Rp15,01 triliun per Juni 2024, dengan rincian utang jangka pendek sebesar Rp4,23 triliun, naik dari Rp3,67 triliun per Desember 2023. Sementara, utang jangka panjang Rp10,78 triliun per Juni 2024, naik dari Rp10,07 triliun per Desember 2023.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat total utang ke bank Rp3,44 triliun per Juni 2023, dengan rincian utang jangka pendek mencapai Rp2,89 triliun, turun dari Rp 4,85 triliun per Desember 2023. Sementara, utang jangka panjang tercatat sebesar Rp553,51 miliar turun dari Rp949,96 miliar per Desember 2023.
(nng)
tulis komentar anda