APBN On Track di Tengah Ketidakpastian Global, Bea Cukai Catatkan Kinerja Positif
Jum'at, 27 September 2024 - 18:23 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kinerja anggaran negara hingga Agustus 2024 berjalan sesuai rencana. Pendapatan negara tercatat di angka Rp1.777 triliun atau 63,4% dari target, sementara belanja negara mencapai Rp1.930,7 triliun atau setara dengan 58,1% dari pagu.
Kontribusi juga diberikan Bea Cukai dengan penerimaan positif dari seluruh sektor, baik bea masuk, bea keluar, maupun cukai.
Menurut Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan Kondisi ekonomi global saat ini masih dipenuhi ketidakpastian. Kontraksi sektor manufaktur dan harga komoditas yang fluktuatif menambah tantangan bagi perekonomian dunia. Namun, di tengah semua itu, ekonomi nasional Indonesia tetap terjaga dengan baik.
Selain itu, lanjut Budi, inflasi, neraca perdagangan, dan indikator konsumsi serta pasar keuangan menunjukkan ketahanan yang positif, meskipun dalam situasi yang dinamis. Hal ini tidak lepas dari peran Bea Cukai, baik dalam sektor penerimaan, pemberian fasilitas, maupun pengawasan.
“Penerimaan Bea Cukai hingga Agustus 2024 menunjukkan hasil menggembirakan, dengan total Rp183,2 triliun atau 57,1% dari target, tumbuh 6,8% dibandingkan tahun lalu (yoy). Di sektor pabean, bea masuk tercatat Rp33,9 triliun atau tumbuh 3,1% (yoy) yang didorong oleh penguatan kurs USD dan pertumbuhan nilai impor. Kemudian bea keluar menyentuh angka Rp10,9 triliun atau tumbuh 59,3% (yoy), didukung oleh kebijakan relaksasi ekspor mineral,” ungkap Budi dlaam keterangan resminya, Jumat (27/9/2024)
“Selain itu, penerimaan sektor cukai juga positif di angka Rp138,4 triliun atau tumbuh 5% (yoy). Ini berkat peningkatan produksi dan operasi pengawasan yang lebih ketat tentunya,” sambungnya.
Tak hanya dari sisi penerimaan, kinerja fasilitasi dan pengawasan Bea Cukai juga menunjukkan prestasi baik. Hingga Agustus 2024, Bea Cukai telah memberikan insentif kepabeanan sebesar Rp23,7 triliun atau tumbuh 14,4% dari tahun sebelumnya.
Dampak dari insentif ini terlihat pada ekspor dari kawasan berikat dan KITE yang mencapai USD62,1 juta dan serapan tenaga kerja sebanyak 1,84 juta orang. Kinerja pengawasan juga menunjukkan ketegasan, melalui gempur rokok ilegal Bea Cukai telah melakukan 4.366 penindakan selama 05 Juli-31 Agustus terhadap rokok ilegal dengan barang hasil penindakan sebanyak 157,5 juta batang.
“Kami mengapresiasi kontribusi masyarakat yang terus mendukung kinerja APBN dan Bea Cukai. Dukungan ini sangat penting untuk menjaga momentum positif demi mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat melewati tantangan dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2024,” tutup Budi.
Kontribusi juga diberikan Bea Cukai dengan penerimaan positif dari seluruh sektor, baik bea masuk, bea keluar, maupun cukai.
Menurut Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan Kondisi ekonomi global saat ini masih dipenuhi ketidakpastian. Kontraksi sektor manufaktur dan harga komoditas yang fluktuatif menambah tantangan bagi perekonomian dunia. Namun, di tengah semua itu, ekonomi nasional Indonesia tetap terjaga dengan baik.
Selain itu, lanjut Budi, inflasi, neraca perdagangan, dan indikator konsumsi serta pasar keuangan menunjukkan ketahanan yang positif, meskipun dalam situasi yang dinamis. Hal ini tidak lepas dari peran Bea Cukai, baik dalam sektor penerimaan, pemberian fasilitas, maupun pengawasan.
“Penerimaan Bea Cukai hingga Agustus 2024 menunjukkan hasil menggembirakan, dengan total Rp183,2 triliun atau 57,1% dari target, tumbuh 6,8% dibandingkan tahun lalu (yoy). Di sektor pabean, bea masuk tercatat Rp33,9 triliun atau tumbuh 3,1% (yoy) yang didorong oleh penguatan kurs USD dan pertumbuhan nilai impor. Kemudian bea keluar menyentuh angka Rp10,9 triliun atau tumbuh 59,3% (yoy), didukung oleh kebijakan relaksasi ekspor mineral,” ungkap Budi dlaam keterangan resminya, Jumat (27/9/2024)
“Selain itu, penerimaan sektor cukai juga positif di angka Rp138,4 triliun atau tumbuh 5% (yoy). Ini berkat peningkatan produksi dan operasi pengawasan yang lebih ketat tentunya,” sambungnya.
Tak hanya dari sisi penerimaan, kinerja fasilitasi dan pengawasan Bea Cukai juga menunjukkan prestasi baik. Hingga Agustus 2024, Bea Cukai telah memberikan insentif kepabeanan sebesar Rp23,7 triliun atau tumbuh 14,4% dari tahun sebelumnya.
Dampak dari insentif ini terlihat pada ekspor dari kawasan berikat dan KITE yang mencapai USD62,1 juta dan serapan tenaga kerja sebanyak 1,84 juta orang. Kinerja pengawasan juga menunjukkan ketegasan, melalui gempur rokok ilegal Bea Cukai telah melakukan 4.366 penindakan selama 05 Juli-31 Agustus terhadap rokok ilegal dengan barang hasil penindakan sebanyak 157,5 juta batang.
“Kami mengapresiasi kontribusi masyarakat yang terus mendukung kinerja APBN dan Bea Cukai. Dukungan ini sangat penting untuk menjaga momentum positif demi mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat melewati tantangan dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2024,” tutup Budi.
(fch)
tulis komentar anda