Mampukah Australia Menggerus Dominasi China di Pasar Lithium Global?

Minggu, 29 September 2024 - 23:59 WIB
Mengekstraksi bijih lithium di Australia membutuhkan energi tiga kali lebih banyak daripada di negara-negara penghasil besar lainnya seperti Chili dan Argentina. Foto/Dok
JAKARTA - Mengekstraksi bijih lithium di Australia membutuhkan energi tiga kali lebih banyak daripada di negara-negara penghasil besar lainnya seperti Chili dan Argentina. Hal ini disampaikan oleh Direktur Institut Mineral Berkelanjutan di University of Queensland, Prof Rick Valenta.



Beberapa perusahaan menuju penggunaan energi terbarukan yang menjadi kabar baik bagi produsen, lantaran bisa mengurangi beban keuangan. Pasalnya hal itu memangkas ketergantungan pada pembelian solar yang mahal, meski saat ini masih menjadi bahan bakar utama yang digunakan untuk menghasilkan listrik yang dipakai mengolah bijih lithium.



Ekstraksi di Australia membutuhkan energi tambahan karena bijih lithium, juga dikenal sebagai spodumene, harus ditambang dan dihilangkan dari batuan padat. Sedangkan di Chili dan Argentina, bijih lithium diproduksi dengan menguapkannya dari air garam yang dikumpulkan dari dataran garam yang luas di negara-negara tersebut.

"Karena Australia memiliki operasi penambangan batuan keras, mereka menggunakan lebih banyak energi dan menghasilkan lebih banyak emisi daripada operasi air garam," tambah Prof Valenta.



Bentuk lithium yang diekspor Australia – hampir semuanya pergi ke China – adalah bijih yang sebagian diproses, yang disebut konsentrat spodumene.

Mahalnya ongkos telah mencerminkan penurunan tajam lithium olahan. Dalam laporan bulan ini mengatakan, bahwa harga spodumene telah mencapai level terendah sejak Agustus 2021.

Perusahaan China memurnikan spodumene menjadi lithium padat, dan menjadi dua senyawa lithium yang digunakan dalam baterai - lithium hidroksida dan lithium karbonat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More