Harga Lithium Terus Merosot, Perusahaan Tambang Australia Tumbang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lithium sering disebut sebagai 'emas putih' dan merupakan komponen kunci dalam pembuatan baterai isi ulang , yang belakangan menjadi primadona seiring tren mobil listrik secara global. Namun belakangan harga lithium semakin tenggelam, selama setahun terakhir.
Akibat kombinasi penurunan penjualan kendaraan listrik secara global, dan kelebihan pasokan bijih lithium di dunia, harga lithium utama sudah turun lebih dari tiga kuartal sejak Juni 2023. Penurunan ini memiliki dampak yang sangat keras pada Australia , sebagai produsen bijih lithium terbesar di dunia, yang terhitung menyumbang pasokan 52% dari total secara global pada tahun lalu.
Australia juga memiliki cadangan mineral terbesar kedua setelah Chili, dimana sebagian besar berada di Australia Barat, dan jumlah yang lebih kecil di Northern Territory.
Penurunan tajam harga lithium menyebabkan banyak tambang mengalami penutupan. Core Lithium yang berbasis di Adelaide mengumumkan, pada bulan Januari bahwa karena "kondisi pasar yang lemah" mereka menangguhkan penambangan di lokasi Finniss dekat Darwin, dengan hilangnya 150 pekerja.
Kemudian pada bulan Agustus, perusahaan AS, Albemarle mengatakan, akan mengurangi produksi di pabrik pengolahan lithium Kemerton, yang terletak sekitar 170 km (100 mil) di bagian selatan Perth. Hal ini diperkirakan akan menyebabkan lebih besar adanya pengurangan karyawan.
Selain itu Arcadium Lithium pada bulan ini, mengumumkan bahwa mereka akan menutup tambang Mt Cattlin di Australia Barat, ketika mereka menyalahkan akibat dari harga yang terlalu rendah. Saham Arcadium Lithium terdaftar di AS dan Australia.
Di sisi lain ketika ada beberapa produsen menunda pekerjaan, perusahaan yang lain justru melakukan perluasan dengan keyakinan bahwa permintaan global untuk lithium serta harga bakal bangkit kembali.
Pilbara Minerals menjadi salah satunya, penambang yang berbasis di Perth ini terus meningkatkan produksi bijih lithiumnya sebesar 50% selama satu tahun ke depan.
Akibat kombinasi penurunan penjualan kendaraan listrik secara global, dan kelebihan pasokan bijih lithium di dunia, harga lithium utama sudah turun lebih dari tiga kuartal sejak Juni 2023. Penurunan ini memiliki dampak yang sangat keras pada Australia , sebagai produsen bijih lithium terbesar di dunia, yang terhitung menyumbang pasokan 52% dari total secara global pada tahun lalu.
Australia juga memiliki cadangan mineral terbesar kedua setelah Chili, dimana sebagian besar berada di Australia Barat, dan jumlah yang lebih kecil di Northern Territory.
Penurunan tajam harga lithium menyebabkan banyak tambang mengalami penutupan. Core Lithium yang berbasis di Adelaide mengumumkan, pada bulan Januari bahwa karena "kondisi pasar yang lemah" mereka menangguhkan penambangan di lokasi Finniss dekat Darwin, dengan hilangnya 150 pekerja.
Kemudian pada bulan Agustus, perusahaan AS, Albemarle mengatakan, akan mengurangi produksi di pabrik pengolahan lithium Kemerton, yang terletak sekitar 170 km (100 mil) di bagian selatan Perth. Hal ini diperkirakan akan menyebabkan lebih besar adanya pengurangan karyawan.
Selain itu Arcadium Lithium pada bulan ini, mengumumkan bahwa mereka akan menutup tambang Mt Cattlin di Australia Barat, ketika mereka menyalahkan akibat dari harga yang terlalu rendah. Saham Arcadium Lithium terdaftar di AS dan Australia.
Di sisi lain ketika ada beberapa produsen menunda pekerjaan, perusahaan yang lain justru melakukan perluasan dengan keyakinan bahwa permintaan global untuk lithium serta harga bakal bangkit kembali.
Pilbara Minerals menjadi salah satunya, penambang yang berbasis di Perth ini terus meningkatkan produksi bijih lithiumnya sebesar 50% selama satu tahun ke depan.