PHE ONWJ Selamatkan Kapal Nelayan di Sekitar Wilayah Operasi Migas
Selasa, 08 Oktober 2024 - 14:24 WIB
JAKARTA - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java ( PHE ONWJ ) mengungkapkan kronologi penyelamatan 10 awak kapal nelayan Badak Liar yang terjebak sekitar 11 kilometer dari pesisir pantai utara Jawa pada Sabtu (28/9).
"Proses evakuasi ibarat ujian ketahanan dan keberanian bagi kru PHE ONWJ. Berbagai tantangan seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan visibilitas yang rendah dapat membuat misi penyelamatan menjadi semakin rumit dan berbahaya," kata Superintendent KLA Flowstations Achmad Mohan Sifai melalui keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
KLA Flowstations merupakan lapangan yang dioperasikan oleh PHE ONWJ. Ia mengatakan keberhasilan evakuasi tidak hanya bergantung pada kesiapan tim, tetapi juga pada kemampuan untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga dan mengatasi berbagai rintangan yang muncul di lapangan.
General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama mengatakan penyelamatan nelayan kapal Badak Liar merupakan contoh bukti komitmen perusahaan untuk selalu menjaga keselamatan operasi migas dan siap membantu masyarakat, khususnya nelayan yang melaut di sekitar wilayah kerja ONWJ.
"Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan, kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bersama. Kami berharap kejadian naas ini tidak terulang kembali dan semoga para nelayan dapat kembali melaut dengan selamat," ujar Wiratama.
PHE ONWJ mengungkapkan 10 nelayan asal Desa Ciparage, Karawang, Jawa Barat, melaut dengan kapal tangkap. Tulisan Badak Liar tercetak di bagian lambung kapal. Alat jaring payang mereka sudah penuh terisi ikan ketika tiba-tiba mesin kapal mati total di tengah Laut Jawa.
Kerusakan pada gear box menyebabkan mesin kapal mati. Awak kapal mencoba berbagai cara untuk kembali menghidupkan mesin, namun mesin kapal gagal dihidupkan kembali. Peralatan mekanik yang tidak lengkap dan ombak yang besar mempersulit usaha mereka. Para nelayan kapal "Badak Liar" pun terhanyut oleh arus ombak selama tiga jam.
"Proses evakuasi ibarat ujian ketahanan dan keberanian bagi kru PHE ONWJ. Berbagai tantangan seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan visibilitas yang rendah dapat membuat misi penyelamatan menjadi semakin rumit dan berbahaya," kata Superintendent KLA Flowstations Achmad Mohan Sifai melalui keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
KLA Flowstations merupakan lapangan yang dioperasikan oleh PHE ONWJ. Ia mengatakan keberhasilan evakuasi tidak hanya bergantung pada kesiapan tim, tetapi juga pada kemampuan untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga dan mengatasi berbagai rintangan yang muncul di lapangan.
General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama mengatakan penyelamatan nelayan kapal Badak Liar merupakan contoh bukti komitmen perusahaan untuk selalu menjaga keselamatan operasi migas dan siap membantu masyarakat, khususnya nelayan yang melaut di sekitar wilayah kerja ONWJ.
"Sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah perairan, kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan bersama. Kami berharap kejadian naas ini tidak terulang kembali dan semoga para nelayan dapat kembali melaut dengan selamat," ujar Wiratama.
PHE ONWJ mengungkapkan 10 nelayan asal Desa Ciparage, Karawang, Jawa Barat, melaut dengan kapal tangkap. Tulisan Badak Liar tercetak di bagian lambung kapal. Alat jaring payang mereka sudah penuh terisi ikan ketika tiba-tiba mesin kapal mati total di tengah Laut Jawa.
Kerusakan pada gear box menyebabkan mesin kapal mati. Awak kapal mencoba berbagai cara untuk kembali menghidupkan mesin, namun mesin kapal gagal dihidupkan kembali. Peralatan mekanik yang tidak lengkap dan ombak yang besar mempersulit usaha mereka. Para nelayan kapal "Badak Liar" pun terhanyut oleh arus ombak selama tiga jam.
tulis komentar anda