Keperkasaan BRICS di Sektor Pangan Global, Tak Hanya Penguasa Minyak dan Gas
Senin, 21 Oktober 2024 - 18:15 WIB
Saat beberapa orang mungkin melihat BRICS dan G7 sebagai dua blok yang berbeda dan saling bertentangan (secara politik dan ekonomi), tetapi hubungan mereka di pasar agri-pangan global memiliki gambaran yang berbeda.
BRICS dan G7 menjalin hubungan dagang pertanian yang erat satu sama lain. Pada tahun 2021, sekitar 12% (USD66 miliar) dari total ekspor pertanian G7 ditujukan ke negara-negara BRICS. Pangsa ekspor terbesar dipegang oleh AS sebesar 57%, Kanada sebesar 13%, dan Prancis sebesar 10%. Produk utamanya adalah minyak sayur, biji-bijian, dan daging.
Sebaliknya pada tahun 2021 hampir 17% atau senilai USD52 miliar dari total ekspor pertanian BRICS masuk ke G7. China dan Brasil mendominasi, saat bersama-sama menyumbang sekitar tiga perempat (masing-masing 48% dan 25%) dari ekspor pertanian BRICS ke G7.
China terutama mengekspor daging dan ikan, saat Jepang (42%) dan AS (31%) men jadi tujuan terpenting ekspor pertanian dalam kelompok G7. Di Brasil, kopi, teh, dan rempah-rempah merupakan ekspor utama ke G7.
Mitra dagang terpenting adalah AS, yang menyumbang 36% dari total ekspor Brasil ke G7, diikuti oleh Jepang sebesar 18% dan Jerman sebesar 15%. Perlu dicatat bahwa 81% dari ekspor biji-bijian Brasil ke G7 pada tahun 2021 masuk ke Jepang dan 99% dari hewan hidup yang diekspor Brasil masuk ke AS.
Gambaran serupa muncul untuk perdagangan pertanian antara BRICS dan UE. Pada tahun 2022, UE mengekspor 12% produk pertaniannya ke negara-negara BRICS dan mengambil sekitar 22% impor pertaniannya dari BRICS (Komisi Eropa, 2023).
BRICS menyumbang porsi yang signifikan dari ekspor lima komoditas pertanian dan pangan teratas berdasarkan nilai perdagangan.Dengan total nilai ekspor sekitar USD730 miliar pada tahun 2021 (berdasarkan nomenklatur 2 digit UN Comtrade), lima komoditas teratas adalah biji-bijian (USD151 miliar), daging (USD153 miliar), minuman (USD139 miliar), buah-buahan dan kacang-kacangan (USD139 miliar) dan lemak dan minyak (USD145 miliar).
Semua itu menyumbang sekitar 40% dari nilai ekspor pertanian global. Raihan tersebut tidak termasuk kacang kedelai, yang juga memiliki nilai perdagangan signifikan sekitar USD80 miliar.
Secara khusus, BRICS merupakan pemain kunci di pasar biji-bijian, yang menguasai sekitar seperlima (19%) dari ekspor global pada tahun 2021. Posisi ini sebanding dengan AS (20%) dan UE (21%). Jika anggota BRICS yang baru juga diperhitungkan, pangsanya akan menjadi 28% dan akan setara dengan G7 (34%).
BRICS dan G7 menjalin hubungan dagang pertanian yang erat satu sama lain. Pada tahun 2021, sekitar 12% (USD66 miliar) dari total ekspor pertanian G7 ditujukan ke negara-negara BRICS. Pangsa ekspor terbesar dipegang oleh AS sebesar 57%, Kanada sebesar 13%, dan Prancis sebesar 10%. Produk utamanya adalah minyak sayur, biji-bijian, dan daging.
Sebaliknya pada tahun 2021 hampir 17% atau senilai USD52 miliar dari total ekspor pertanian BRICS masuk ke G7. China dan Brasil mendominasi, saat bersama-sama menyumbang sekitar tiga perempat (masing-masing 48% dan 25%) dari ekspor pertanian BRICS ke G7.
China terutama mengekspor daging dan ikan, saat Jepang (42%) dan AS (31%) men jadi tujuan terpenting ekspor pertanian dalam kelompok G7. Di Brasil, kopi, teh, dan rempah-rempah merupakan ekspor utama ke G7.
Mitra dagang terpenting adalah AS, yang menyumbang 36% dari total ekspor Brasil ke G7, diikuti oleh Jepang sebesar 18% dan Jerman sebesar 15%. Perlu dicatat bahwa 81% dari ekspor biji-bijian Brasil ke G7 pada tahun 2021 masuk ke Jepang dan 99% dari hewan hidup yang diekspor Brasil masuk ke AS.
Gambaran serupa muncul untuk perdagangan pertanian antara BRICS dan UE. Pada tahun 2022, UE mengekspor 12% produk pertaniannya ke negara-negara BRICS dan mengambil sekitar 22% impor pertaniannya dari BRICS (Komisi Eropa, 2023).
BRICS Pemain Kunci di pasar pertanian
BRICS menyumbang porsi yang signifikan dari ekspor lima komoditas pertanian dan pangan teratas berdasarkan nilai perdagangan.Dengan total nilai ekspor sekitar USD730 miliar pada tahun 2021 (berdasarkan nomenklatur 2 digit UN Comtrade), lima komoditas teratas adalah biji-bijian (USD151 miliar), daging (USD153 miliar), minuman (USD139 miliar), buah-buahan dan kacang-kacangan (USD139 miliar) dan lemak dan minyak (USD145 miliar).
Semua itu menyumbang sekitar 40% dari nilai ekspor pertanian global. Raihan tersebut tidak termasuk kacang kedelai, yang juga memiliki nilai perdagangan signifikan sekitar USD80 miliar.
Secara khusus, BRICS merupakan pemain kunci di pasar biji-bijian, yang menguasai sekitar seperlima (19%) dari ekspor global pada tahun 2021. Posisi ini sebanding dengan AS (20%) dan UE (21%). Jika anggota BRICS yang baru juga diperhitungkan, pangsanya akan menjadi 28% dan akan setara dengan G7 (34%).
Lihat Juga :
tulis komentar anda