7 Penyebab Utama Hiperinflasi di Zimbabwe
Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:09 WIB
JAKARTA - Hiperinflasi di Zimbabwe , yang mencapai puncaknya pada tahun 2008, adalah salah satu contoh paling ekstrem dari inflasi di seluruh dunia. Pada puncaknya, inflasi ekstrem membuat mata uang di negara Afrika tersebut hampir tidak ada harganya.
Saat itu, harga komoditas di Zimbabwe naik hingga hampir 80.000 kali lipat. Mata uang negara itu, dolar Zimbabwe, menjadi tidak bernilai sama sekali. Perlu bergepok-gepok uang lokal hanya untuk membeli satu butir telur atau satu rol tisu toilet.
Bank sentral Zimbabwe sampai harus menerbitkan uang kertas bernominal 100 triliun dolar per lembar. Satu dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 yang jika dirupiahkan saat itu sekira Rp11.935, setara dengan Z$300.000.000.000.000 atau 300 triliun ZWD.
1. Kebijakan Moneter yang Buruk
Pemerintah Zimbabwe di bawah kepemimpinan Presiden Robert Mugabe kala itu mencetak uang secara gila-gilaan untuk membiayai defisit anggaran. Hal ini menciptakan kelebihan pasokan uang di pasar, yang mengarah pada penurunan nilai mata uang secara drastis.
2. Krisis Pertanian
Zimbabwe dulunya dikenal sebagai "Lumbung Pangan Afrika" namun kebijakan reforma agraria yang diterapkan pada akhir 1990-an dan awal 2000-an menghancurkan sektor pertanian. Pemerintah kala itu menyita lahan milik petani kulit putih tanpa kompensasi untuk dialihkan ke petani lokal. Namun, tanpa keahlian dan modal mencukupi, produksi turun, yang pada gilirannya meningkatkan ketergantungan pada impor dan melambungnya harga pangan.
Saat itu, harga komoditas di Zimbabwe naik hingga hampir 80.000 kali lipat. Mata uang negara itu, dolar Zimbabwe, menjadi tidak bernilai sama sekali. Perlu bergepok-gepok uang lokal hanya untuk membeli satu butir telur atau satu rol tisu toilet.
Bank sentral Zimbabwe sampai harus menerbitkan uang kertas bernominal 100 triliun dolar per lembar. Satu dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 yang jika dirupiahkan saat itu sekira Rp11.935, setara dengan Z$300.000.000.000.000 atau 300 triliun ZWD.
Berikut adalah beberapa penyebab utama hiperinflasi Zimbabwe
1. Kebijakan Moneter yang Buruk
Pemerintah Zimbabwe di bawah kepemimpinan Presiden Robert Mugabe kala itu mencetak uang secara gila-gilaan untuk membiayai defisit anggaran. Hal ini menciptakan kelebihan pasokan uang di pasar, yang mengarah pada penurunan nilai mata uang secara drastis.
2. Krisis Pertanian
Zimbabwe dulunya dikenal sebagai "Lumbung Pangan Afrika" namun kebijakan reforma agraria yang diterapkan pada akhir 1990-an dan awal 2000-an menghancurkan sektor pertanian. Pemerintah kala itu menyita lahan milik petani kulit putih tanpa kompensasi untuk dialihkan ke petani lokal. Namun, tanpa keahlian dan modal mencukupi, produksi turun, yang pada gilirannya meningkatkan ketergantungan pada impor dan melambungnya harga pangan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda