BRICS Luncurkan Uang Kertas Simbolis, Menampilkan Bendera Indonesia

Jum'at, 25 Oktober 2024 - 11:53 WIB
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan, Rusia meluncurkan uang kertas simbolis memicu arah baru keuangan global. FOTO/Instagram/mediawireespress
JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan, Rusia meluncurkan uang kertas simbolis memicu arah baru keuangan global. Uang kertas tersebut menampilkan bendera Indonesia dan negara-negara pendiri BRICS , yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Uang kertas BRICS melambangkan ambisi kolektif negara-negara ini untuk mengeksplorasi alternatif selain dolar AS dalam transaksi lintas batas. Perkembangan ini menyoroti upaya yang terus meningkat di dalam BRICS untuk membangun sistem ekonomi mandiri tidak terlalu pada sistem keuangan Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan dalam KTT tersebut bahwa negara-negara BRICS tidak secara langsung menolak dolar AS, tetapi sedang mempersiapkan alternatif jika akses terhadap dolar AS terus dibatasi.



"Dolar tetap merupakan alat yang paling penting dalam keuangan global, namun menggunakannya sebagai senjata politik akan merusak kepercayaan terhadap mata uang ini," ujar Putin disitir dari Financial Express, Jumat (25/10/2024).



Putin menyatakan bahwa BRICS tidak akan berperang melawan dolar tetapi akan mencari metode alternatif jika situasi mengharuskannya. "Jika mereka menghalangi kami, kami akan mencari alternatif," jelasnya, menggarisbawahi pendekatan pragmatis yang diadopsi BRICS.

Pernyataan Putin ini bergema dalam konteks yang lebih besar dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia, yang secara signifikan membatasi aksesnya ke sistem keuangan global yang didominasi oleh dolar. Dengan mengeksplorasi mata uang alternatif untuk perdagangan, BRICS berusaha untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh langkah-langkah politik tersebut. Menurut Putin, menggunakan dolar sebagai senjata akan mempercepat transisi ke struktur keuangan baru, mengisyaratkan bahwa blok BRICS bergerak menuju sistem ekonomi yang lebih adil.

Ketua Bank Pembangunan Baru (NDB) Dilma Rousseff menggemakan kekhawatiran Putin, dengan menyatakan bahwa dolar telah digunakan sebagai alat politik, yang merongrong keandalannya dalam keuangan global.

Ambisi Tinggalkan Dolar AS
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More