Laba sebelum Pajak Maybank Indonesia Naik 44 Persen Jadi Rp562 Miliar pada Triwulan III 2024
Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:32 WIB
Sementara, kredit CFS ritel juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,0 persen didukung oleh bisnis kartu kredit dan KTA yang tumbuh 15,9 persen, serta kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 4,3 persen di tengah penjualan otomotif roda empat ritel nasional yang turun 11,9 persen.
Pembiayaan KPR melanjutkan momentum pertumbuhannya sebesar 3,8 persen didukung langkah Pemerintah dengan memperpanjang insentif PPN bersubsidi sampai dengan akhir Desember 2024.
Bank terus menjalankan cross-selling antar konglomerasi Maybank sejalan dengan pendekatan 'One Maybank go-to-market'.
Pembiayaan korporasi Global Banking tumbuh 4,5 persen menjadi Rp42,57 triliun dari Rp40,72 triliun. Kredit segmen Large Local Corporate (LLC) tumbuh 25,5 persen selaras dengan strategi bank pada segmen tersebut. Selain itu, kredit segmen Financial Institutions Group (FIG) juga meningkat sebesar 18,3 persen.
Bank membukukan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp22,56 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 44,1 persen untuk pembiayaan yang difokuskan pada pemanfaatan lahan secara berkelanjutan, dan pembiayaan sektor UKM yang tumbuh 1,4 persen Y-o-Y.
Pada September 2024, Bank menyalurkan pembiayaan untuk energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan sebesar Rp492 miliar. Total pembiayaan berkelanjutan menyumbang 20,6 persen terhadap total kredit yang disalurkan (bank saja).
Simpanan nasabah naik 1,2 persen menjadi Rp115,88 triliun dari Rp114,50 triliun. CASA tumbuh 8,8 persen sedangkan deposito berjangka turun 6,1 persen Y-o-Y dan terus menurun sebesar 2,7 persen pada triwulan III-2024 dibandingkan triwulan II-2024.
Bank berupaya menurunkan porsi dana mahal dan mengoptimalkan dana murah melalui pemanfaatan platform digital yang dioperasikan oleh Bank. Adapun CASA yang dihimpun melalui M2U App dan web naik 35,0 persen sedangkan M2E tumbuh 3,3 persen. Rasio CASA meningkat menjadi 52,7 persen pada September 2024 dari 49,1 persen pada September 2023.
Biaya overhead pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp4,76 triliun, lebih tinggi sebesar 7,6 persen dibandingkan Rp4,42 triliun di periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi informasi, serta pelaksanaan beberapa inisiatif kunci sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.
Pada September 2024, rasio NPL membaik dari 3,2 persen (gross) dan 2,1 persen (net) pada September 2023 menjadi 2,9 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada September 2024.
Pembiayaan KPR melanjutkan momentum pertumbuhannya sebesar 3,8 persen didukung langkah Pemerintah dengan memperpanjang insentif PPN bersubsidi sampai dengan akhir Desember 2024.
Bank terus menjalankan cross-selling antar konglomerasi Maybank sejalan dengan pendekatan 'One Maybank go-to-market'.
Pembiayaan korporasi Global Banking tumbuh 4,5 persen menjadi Rp42,57 triliun dari Rp40,72 triliun. Kredit segmen Large Local Corporate (LLC) tumbuh 25,5 persen selaras dengan strategi bank pada segmen tersebut. Selain itu, kredit segmen Financial Institutions Group (FIG) juga meningkat sebesar 18,3 persen.
Bank membukukan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp22,56 triliun, didukung pertumbuhan sebesar 44,1 persen untuk pembiayaan yang difokuskan pada pemanfaatan lahan secara berkelanjutan, dan pembiayaan sektor UKM yang tumbuh 1,4 persen Y-o-Y.
Pada September 2024, Bank menyalurkan pembiayaan untuk energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan sebesar Rp492 miliar. Total pembiayaan berkelanjutan menyumbang 20,6 persen terhadap total kredit yang disalurkan (bank saja).
Simpanan nasabah naik 1,2 persen menjadi Rp115,88 triliun dari Rp114,50 triliun. CASA tumbuh 8,8 persen sedangkan deposito berjangka turun 6,1 persen Y-o-Y dan terus menurun sebesar 2,7 persen pada triwulan III-2024 dibandingkan triwulan II-2024.
Bank berupaya menurunkan porsi dana mahal dan mengoptimalkan dana murah melalui pemanfaatan platform digital yang dioperasikan oleh Bank. Adapun CASA yang dihimpun melalui M2U App dan web naik 35,0 persen sedangkan M2E tumbuh 3,3 persen. Rasio CASA meningkat menjadi 52,7 persen pada September 2024 dari 49,1 persen pada September 2023.
Biaya overhead pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp4,76 triliun, lebih tinggi sebesar 7,6 persen dibandingkan Rp4,42 triliun di periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi informasi, serta pelaksanaan beberapa inisiatif kunci sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.
Pada September 2024, rasio NPL membaik dari 3,2 persen (gross) dan 2,1 persen (net) pada September 2023 menjadi 2,9 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada September 2024.
tulis komentar anda