Pengembangan SPKLU yang Masif Mendorong Masyarakat Menggunakan Kendaraan Listrik

Kamis, 31 Oktober 2024 - 14:20 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, populasi kendaraan listrik yang tercatat hingga April 2024 mencapai 133.225 unit. Terdiri dari Motor Listrik (109.576 unit), kendaraan Roda Tiga Listrik (320 unit), mobil Listrik (23.238 unit), kendaraan Komersial Listrik dan Bus Listrik - (91 unit).

Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto menilai, infrastruktur yang dikembangkan PLN memacu industri otomotif bertumbuh. Pertumbuhan mobil listrik, kata dia, terus menunjukkan ntren meningkat tajam. “Tahun lalu share nya hanya 1,5 persen dari total penjualan mobil nasional, tahun ini sudah 4%,”ucapnya.

Hal itu menunjukkan, bahwa masyarakat semakin percaya diri untuk memiliki dan mengendari mobil listrik. “Jumlah SPKLU sudah ribuan. Kami saja bekerjasama dengan PLN mengembangkan 600 SPKLU. Jika digabung dengan SPKLU PLN maka jumlahnya ribuan dari ujung barat Jawa hingga ujung Timur. Sehingga masyarakat tak lagi khawatir kehabisan daya baterai mobilnya,”tutur Frans.

Dia mengatakan, tahun ini penjualan mobil listrik diproyeksikan mencapai 30 ribu unit. Melesat digandingkan tahun lalu yang mencapai 11.500 an unit. ‘Kami yakin dengan kuatnya infrastruktur, penggunaan mobil listrik akan terus meningkat,”katanya,

Frans mengapresiasi dukungan penuh PLN dalam mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik di tanah air. Ekosistem EV tidak bisa berjalan tanpa keberadaan listrik maupun charging station.Dengan dukungan kelistrikan PLN, Hyundai Motors Indonesia siap berkolaborasi dengan PLN menambah penyediaan hingga 1.500 charging unit yang tersebar di 1.000 titik lokasi.

Memacu Investasi dan Penggunaan Energi Bersih

Masifnya pembangunan infrastruktur kendaraan listrik oleh PLN memantik bergairahnya investasi di ekosistem kendaraan listrik. Industri pendukung pun agresif. Pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik terus melonjak meliputi industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik senilai USD3,2 miliar (Rp51,2 triliun) yang akan menyerap 2.800 tenaga kerja, di mana dalam fase pertama memiliki kapasitas produksi 10GWh dengan nilai investasi USD1,2 miliar (Rp19,2 triliun). Investasi lainnya yaitu pak baterai (battery pack) senilai USD42,12 juta (Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik USD1,22 miliar (Rp19,52 triliun).

Senior Researcher Kelompok Keilmuan Teknik Ketenaga Listrikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menilai, ketersedian ribuann SPKLU memicu pabrikan-pabrikan mobil listrik untuk hadir di Indonesia. “Varian mobil listrik kii mulai dari yang murah hingga yang mahal ada. Pabrikan asal China seperti Wuling, BYD, Cherry terlihat agresif karena minat masyarakat menggunakan mobil listrik semakin tinggi,”ucapnya. Dengan biaya mobilitas yang lebih murah dan kemudahan dalam mengisi daya, kata Agus, mobil listrik kian menjadi primadona. “Di Jakarta bebas ganjil genap. Karenanya banyak masyarakat yang tak lagi memiliki banyak mobil. Ini tentu akan berkontribusi terhadap lingkungan,”katanya.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, pemilik mobil listrik kini semakin mudah mengisi daya. “Bisa dilakukan di rumah, di kota besar seperti Jakarta sangat mudah (mengisi daya),”paparnya.

Menurut Kukuh, teknologi mobil listrik akan terus berkembang. Terlebih perusahaan asal China mampu menyodorkan kendaraan dengan harga murah. ‘Produksi China mencapai 30 juta unit per tahun. Indonesia salah satu pasarnya,”tukasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More