Awal Bulan, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.732 per USD
Jum'at, 01 November 2024 - 16:16 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 34 poin atau 0,22 persen ke level Rp15.732 per USD setelah sebelumnya menguat ke level Rp15.698 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah salah satunya berasal dari sentimen eksternal, yaitu data pada hari Kamis menunjukkan belanja konsumen AS meningkat sedikit lebih banyak dari yang diharapkan pada bulan September, menempatkan ekonomi pada lintasan pertumbuhan yang lebih tinggi menuju tiga bulan terakhir tahun ini.
"Inflasi menurut ukuran yang ditargetkan Fed, peningkatan indeks pengeluaran konsumsi pribadi dari tahun ke tahun, adalah 2,1 persen pada bulan September, turun dari 2,3 persen yang direvisi naik pada bulan Agustus, menurut laporan Departemen Perdagangan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (1/11/2024).
The Fed kemungkinan akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman jangka pendek AS sebesar seperempat poin persentase minggu depan, para pedagang bertaruh pada hari Kamis, dengan kontrak berjangka menempatkan peluang pemotongan sebesar 25 basis poin minggu depan pada 94,7 persen.
Intelijen Israel mengisyaratkan Iran tengah bersiap menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang, mungkin sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November, Axios melaporkan pada hari Kamis, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya. Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari Irak dengan menggunakan sejumlah besar pesawat nirawak dan rudal balistik, tambah laporan Axios.
Di China, aktivitas manufaktur kembali tumbuh pada bulan Oktober, survei sektor swasta menunjukkan pada hari Jumat, menggemakan survei resmi pada hari Kamis yang menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Kedua survei menunjukkan langkah-langkah stimulus memiliki dampak.
Dari sentimen internal, Indonesia mencatat Oktober 2024 inflasi sebesar 1,71 persen secara tahunan (YoY) dan 0,08 persen secara bulanan (MtM), mengakhiri tren deflasi lima bulan beruntun. Secara bulanan, Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan inflasi sebesar 0,08%. Indeks harga konsumen (IHK) naik ke level 106,01 pada Oktober 2024, dari 105,93 pada September 2024.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan memberikan andil inflasi 0,06 persen. Sementara itu, komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah salah satunya berasal dari sentimen eksternal, yaitu data pada hari Kamis menunjukkan belanja konsumen AS meningkat sedikit lebih banyak dari yang diharapkan pada bulan September, menempatkan ekonomi pada lintasan pertumbuhan yang lebih tinggi menuju tiga bulan terakhir tahun ini.
"Inflasi menurut ukuran yang ditargetkan Fed, peningkatan indeks pengeluaran konsumsi pribadi dari tahun ke tahun, adalah 2,1 persen pada bulan September, turun dari 2,3 persen yang direvisi naik pada bulan Agustus, menurut laporan Departemen Perdagangan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (1/11/2024).
The Fed kemungkinan akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman jangka pendek AS sebesar seperempat poin persentase minggu depan, para pedagang bertaruh pada hari Kamis, dengan kontrak berjangka menempatkan peluang pemotongan sebesar 25 basis poin minggu depan pada 94,7 persen.
Intelijen Israel mengisyaratkan Iran tengah bersiap menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang, mungkin sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November, Axios melaporkan pada hari Kamis, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya. Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari Irak dengan menggunakan sejumlah besar pesawat nirawak dan rudal balistik, tambah laporan Axios.
Di China, aktivitas manufaktur kembali tumbuh pada bulan Oktober, survei sektor swasta menunjukkan pada hari Jumat, menggemakan survei resmi pada hari Kamis yang menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Kedua survei menunjukkan langkah-langkah stimulus memiliki dampak.
Dari sentimen internal, Indonesia mencatat Oktober 2024 inflasi sebesar 1,71 persen secara tahunan (YoY) dan 0,08 persen secara bulanan (MtM), mengakhiri tren deflasi lima bulan beruntun. Secara bulanan, Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan inflasi sebesar 0,08%. Indeks harga konsumen (IHK) naik ke level 106,01 pada Oktober 2024, dari 105,93 pada September 2024.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 persen dan memberikan andil inflasi 0,06 persen. Sementara itu, komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen.
Lihat Juga :
tulis komentar anda