Dikritik Soal Nord Stream, Presiden Jerman Disebut Lepas Kendali

Minggu, 10 November 2024 - 21:43 WIB
Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier diduga kehilangan kesabaran usai dikritik oleh seorang penulis terkenal Jerman terkait perannya dalam pipa gas Nord Stream. Foto/Dok
BERLIN - Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier diduga kehilangan kesabaran usai dikritik oleh seorang penulis terkenal Jerman terkait perannya dalam pipa gas Nord Stream , seperti dilaporkan Bild. Disebutkan surat kabar asal Jerman itu bahwa, Marko Martin menyoroti peran politisi veteran itu dalam proyek yang terkait dengan Rusia.

Seperti diketahui Pipa Nord Stream 1 dan 2 dibangun di bawah Laut Baltik untuk mengirimkan gas alam Rusia langsung ke Jerman. Namun keduanya hancur oleh ledakan bawah air pada September 2022, lalu. Sebelum ledakan, pejabat senior AS, termasuk Presiden Joe Biden telah berulang kali mengkritik proyek tersebut.





Pada hari Jumat, Bild mengutip Martin yang menceritakan bagaimana dia telah diundang untuk menyampaikan pidato di sebuah acara memperingati revolusi anti-komunis di Istana Bellevue, Berlin. Penulis dilaporkan melontarkan kritik pedas pada mantan dan pejabat tinggi Partai Sosial Demokrat saat ini, termasuk Steinmeier.

Menurut surat kabar tersebut, Martin mengecam mereka karena membina hubungan yang lebih dekat dengan Rusia sebelum eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022.

Dilansir RT, berbicara kepada presiden, Martin dilaporkan berpendapat bahwa partisipasi pemerintah Jerman dalam Nord Stream mungkin telah membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin berani meluncurkan aksi militernya melawan Ukraina.

Bild mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa Steinmeier menjadi tampak marah mendengarkan pidato Martin dan mengalami kesulitan mengendalikan emosinya.

Penulis mengatakan kepada Bild bahwa "presiden dengan marah menghampiri saya ... (dan) berulang kali menuduh saya memfitnahnya."

Menurut artikel itu, Steinmeier akhirnya kehilangan ketenangannya dan "memukul kepala Martin," yang diduga menuduh bahwa dia dan "intelektual" lainnya tidak tahu betapa sulitnya pekerjaan sebagai seorang politisi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More