One on One Bersama Wakil Kepala BP Danantara Kaharuddin Djenod: Tantangan Mengelola Aset Negara

Senin, 25 November 2024 - 08:37 WIB
Mengetahui lebih dalam tentang apa dan bagaimana pengelolaan aset dalam Danantara, berikut ini wawancara dengan Wakil Kepala BP Danantara, Kaharuddin Djenod dalam Program One on One Sindonews TV. Foto/Dok
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara mulai melakukan pemanggilan beberapa direksi BUMN, salah satunya BRI ke kantor Danantara di wilayah Menteng, Jakarta Pusat. Seperti diketahui BRI merupakan satu dari tujuh BUMN yang bakal dinaungi BPI Danantara yang digadang menjadi perusahaan super holding perusahaan pelat merah.

Menurut Wakil Kepala BP Danantara, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang mengatakan, dalam pertemuan tersebut, pihaknya memberikan informasi terkait Danantara serta bentuk kerja sama yang akan dilakukan dengan BRI. Nantinya Danantara bakal mengelola aset-aset BUMN yang berada di bawah naungan badan.





Setelah BRI, selanjutnya BPI Danantara kembali memanggil beberapa direksi BUMN ke kantor Danantara. Kali ini BUMN yang dipanggil adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kepala BP Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan, pemanggilan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan ke Danantara, sehingga nantinya Danantara dapatlebih proaktif dalam mengelola aset PLN, setelah mengetahui lebih dalam mengenai PLN.

PLN menjadi perusahaan BUMN ketiga yang dipanggil Danantara, sebelumnya telah ada pemanggilan BRI dan Telkom ke kantor Danantara. Rencananya bakal adal 7 BUMN yang akan dipanggil dalam waktu dekat ini oleh Danantara, pemanggilan ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut terkait BUMN tersebut dan juga Danantara.



Untuk mengetahui lebih dalam tentang apa dan bagaimana pengelolaan aset dalam Danantara, berikut ini wawancara dengan Wakil Kepala BP Danantara, Kaharuddin Djenod dalam Program One on One Sindonews TV yang dipandu oleh Prisa Sombo Datu.

- Apa Maksud dari Danantara?

Bagaimana aset yang terbatas ini dikelola dengan baik. Kita melihat pada sejarah, bagaimana pengelolaan BUMN yang ada selama ini menimbulkan efek multiflier yang sebenarnya tidak terlalu besar bagi pertumbuhan ekonomi kita. Maksimum kita hanya 1,9 kali lipat dari nilai investasi yang sudah kita gelontorkan, tapi kita lihat seharusnya tidak demikian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More