Petuah Jokowi: Gubernur Mesti Pintar Ngegas-Ngerem di Tengah Pandemi
Selasa, 01 September 2020 - 14:20 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta kepada para kepala daerah untuk menyeimbangkan gas dan rem dalam penanganan pandemi Covid-19 . Dalam hal ini keseimbangan antara sektor kesehatan dan ekonomi.
"Saya minta lagi kepada para gubernur untuk memainkan gas dan rem ini dengan seimbang dengan takaran yang sesuai dengan data-data yang dimiliki," kata Presdien saat membuka rapat terbatas jajaran kabinet dan seluruh gubernur secara virtual, Selasa (1/9/2020).
(Baca Juga: Angka Kematian karena Corona Tinggi, Jokowi: Ini Pekerjaan Besar)
Kepala Negara mengatakan, jika Covid-19 tidak bisa dikendalikan, maka situasi ketidakpastian masih akan terus berlanjut. "Apabila kurva Covid ini tidak bisa kita tekan dengan cepat, apalagi angka kematian atau fatality rate-nya tidak bisa kita turunkan dengan tajam jam dan angka kesembuhan tidak bisa kita tingkatkan secara drastis, maka situasi ketidakpastiannya akan terus berlanjut," tegasnya.
Jokowi melanjutkan, ketidakpastian akan menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat. Hal ini akan menyebabkan dunia usaha tidak bergerak sehingga ekonomi Indonesia pun sulit untuk cepat pulih.
(Baca Juga: Rp356,5 Triliun Disiapkan Sri Mulyani Tahun Depan, Termasuk untuk Vaksin Covid-19)
"Ini yang betul-betul harus kita jaga jangan sampai membuat masyarakat diliputi rasa tidak aman dan akan menyebabkan dunia usaha tidak mau bergerak, tidak bisa bergerak. Mereka selalu menyampaikan wait and see. Saya kira ini yang harus kita hindari. Akibatnya ekonomi negara kita tidak akan bisa cepat pulih," ujarnya.
"Saya minta lagi kepada para gubernur untuk memainkan gas dan rem ini dengan seimbang dengan takaran yang sesuai dengan data-data yang dimiliki," kata Presdien saat membuka rapat terbatas jajaran kabinet dan seluruh gubernur secara virtual, Selasa (1/9/2020).
(Baca Juga: Angka Kematian karena Corona Tinggi, Jokowi: Ini Pekerjaan Besar)
Kepala Negara mengatakan, jika Covid-19 tidak bisa dikendalikan, maka situasi ketidakpastian masih akan terus berlanjut. "Apabila kurva Covid ini tidak bisa kita tekan dengan cepat, apalagi angka kematian atau fatality rate-nya tidak bisa kita turunkan dengan tajam jam dan angka kesembuhan tidak bisa kita tingkatkan secara drastis, maka situasi ketidakpastiannya akan terus berlanjut," tegasnya.
Jokowi melanjutkan, ketidakpastian akan menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat. Hal ini akan menyebabkan dunia usaha tidak bergerak sehingga ekonomi Indonesia pun sulit untuk cepat pulih.
(Baca Juga: Rp356,5 Triliun Disiapkan Sri Mulyani Tahun Depan, Termasuk untuk Vaksin Covid-19)
"Ini yang betul-betul harus kita jaga jangan sampai membuat masyarakat diliputi rasa tidak aman dan akan menyebabkan dunia usaha tidak mau bergerak, tidak bisa bergerak. Mereka selalu menyampaikan wait and see. Saya kira ini yang harus kita hindari. Akibatnya ekonomi negara kita tidak akan bisa cepat pulih," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda