Semangat! Disabilitas Bukan Penghalang Jadi Pengusaha Sukses
Sabtu, 05 September 2020 - 18:50 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, penyandang disabilitas bukan penghalang menjadi pengusaha sukses. Pemerintah siap memberikan dukungan berupa pembiayaan, pelatihan hingga pemasaran digital.
"Kita semua adalah sama dan saya bangga jika penyandang disabilitas bisa mandiri dan menjadi seorang wirausaha. Kami di Kementrian Koperasi dan UKM siap membantu melalui dukungan pelatihan ketrampilan, model bisnis, pembiayaan, digitalisasi pasar maupun yang lainnya " ujar dia saat menghadiri penutupan Program Wirausaha Berbasis Kuliner Sahabat Tuli yang diselenggarakan oleh Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).
Menurutnya di era tekonologi digital ini akan lebih mudah menjalankan bisnis, asalkan dapat menguasai teknologi. Sebab itu, pihaknya siap memberikan modal untuk mendukung penyandang disabilitas berbisnis."Akan saya siapkan modal untuk itu. Disabilitas bukanlah halangan bagi seseorang untuk bisa maju dan berusaha, apalagi sekarang kita bisa memanfaatkan IT dan sarana pendukung lainnya," ungkapnya.
Disamping itu, Teten juga memberikan apresiasi PTI sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, pendidikan, pembangunan, dan penguatan ekonomi kerakyatan melalui UMKM telah ikut membantu pemerintah memberdayakan ekonomi khususnya bagi teman-teman penyandang disabilitas."Pemerintah sadar, tak bisa sendirian dalam mengembangkan UMKM, karena itu peran swasta maupun komunitas-komunitas seperti PTI ini sangatlah membantu dalam membantu UMKM," kata Teten.
Disisi lain, sektor kuliner relatif mampu bertahan tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi pandemi Covid-19. Sebab itu, diharapkan dapat menjadi andalan memulihkan ekonomi.Meski demikian, UMKM kuliner diharapkan mampu untuk memenuhi standarisasi keamanan pangan (food safety) produk kuliner. Dalam hal ini, industri pangan bertanggung jawab untuk menjaga mutu dan keamanan produk pangan.
Salah satu caranya adalah menggandeng dan berkolaborasi dengan platform yang telah dikembangkan oleh beberapa komunitas dalam mengolah kuliner yang mampu untuk memberikan solusi dalam pandemi Covid-19."UMKM kuliner juga perlu didorong untuk naik kelas. Kami di Kementerian Koperasi dan UKM mendorong dengan program program yang dibutuhkan terutama di bidang kelembagaan, pembiayaan, SDM, produksi dan pemasaran dan lain-lain," kata dia.
Baca Juga: Lewat Website Resmi, Pegadaian Buka Rekrutmen Penyandang Disabilitas Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PTI, Myra Winarko mengatakan kegiatan ini merupakan gerakan masif perempuan dalam membantu pemerintah mengatasi dampak Covid-19. Pihaknya telah melakukan berbagai macam kegiatan dari mulai membagikan sembako, membangun dapur-dapur umum, support APD bagi tenaga medis di ratusan rumah sakit dan puskesmas, hingga membangun kerja sama dengan UMKM.
"Sekarang, kita ada pada fase pemulihan ekonomi, dan kami memiliki program untuk pemulihan ekonomi pada kelompok masyarakat paling rentan seperti penyandang cacat, nelayan, dan petani. Dana yang digalang tidak diberikan untuk keperluan konsumtif, tetapi diupayakan untuk memulai kembali usaha-usaha yang bisa sustainable," imbuhnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Ali (23) penyandang disabilitas tuna rungu mengaku senang mendapatkan pelatihan membuat bakery, dan rencananya ia akan ber wirausaha setelah mendapatkan ketrampilan membuat kue. "Saya seorang barista (peracik kopi) dan pintar membuat sambel. Kursus membuat bakery ini sangat bagus untuk melengkapi cita-cita saya mendirikan cafe yang dilengkapi kue atau bakery sebagai pelengkap, namun saya terkendala modal untuk membuka usaha ini," ujar Ali.
"Kita semua adalah sama dan saya bangga jika penyandang disabilitas bisa mandiri dan menjadi seorang wirausaha. Kami di Kementrian Koperasi dan UKM siap membantu melalui dukungan pelatihan ketrampilan, model bisnis, pembiayaan, digitalisasi pasar maupun yang lainnya " ujar dia saat menghadiri penutupan Program Wirausaha Berbasis Kuliner Sahabat Tuli yang diselenggarakan oleh Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).
Menurutnya di era tekonologi digital ini akan lebih mudah menjalankan bisnis, asalkan dapat menguasai teknologi. Sebab itu, pihaknya siap memberikan modal untuk mendukung penyandang disabilitas berbisnis."Akan saya siapkan modal untuk itu. Disabilitas bukanlah halangan bagi seseorang untuk bisa maju dan berusaha, apalagi sekarang kita bisa memanfaatkan IT dan sarana pendukung lainnya," ungkapnya.
Disamping itu, Teten juga memberikan apresiasi PTI sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, pendidikan, pembangunan, dan penguatan ekonomi kerakyatan melalui UMKM telah ikut membantu pemerintah memberdayakan ekonomi khususnya bagi teman-teman penyandang disabilitas."Pemerintah sadar, tak bisa sendirian dalam mengembangkan UMKM, karena itu peran swasta maupun komunitas-komunitas seperti PTI ini sangatlah membantu dalam membantu UMKM," kata Teten.
Disisi lain, sektor kuliner relatif mampu bertahan tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi pandemi Covid-19. Sebab itu, diharapkan dapat menjadi andalan memulihkan ekonomi.Meski demikian, UMKM kuliner diharapkan mampu untuk memenuhi standarisasi keamanan pangan (food safety) produk kuliner. Dalam hal ini, industri pangan bertanggung jawab untuk menjaga mutu dan keamanan produk pangan.
Salah satu caranya adalah menggandeng dan berkolaborasi dengan platform yang telah dikembangkan oleh beberapa komunitas dalam mengolah kuliner yang mampu untuk memberikan solusi dalam pandemi Covid-19."UMKM kuliner juga perlu didorong untuk naik kelas. Kami di Kementerian Koperasi dan UKM mendorong dengan program program yang dibutuhkan terutama di bidang kelembagaan, pembiayaan, SDM, produksi dan pemasaran dan lain-lain," kata dia.
Baca Juga: Lewat Website Resmi, Pegadaian Buka Rekrutmen Penyandang Disabilitas Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PTI, Myra Winarko mengatakan kegiatan ini merupakan gerakan masif perempuan dalam membantu pemerintah mengatasi dampak Covid-19. Pihaknya telah melakukan berbagai macam kegiatan dari mulai membagikan sembako, membangun dapur-dapur umum, support APD bagi tenaga medis di ratusan rumah sakit dan puskesmas, hingga membangun kerja sama dengan UMKM.
"Sekarang, kita ada pada fase pemulihan ekonomi, dan kami memiliki program untuk pemulihan ekonomi pada kelompok masyarakat paling rentan seperti penyandang cacat, nelayan, dan petani. Dana yang digalang tidak diberikan untuk keperluan konsumtif, tetapi diupayakan untuk memulai kembali usaha-usaha yang bisa sustainable," imbuhnya.
Salah seorang peserta pelatihan, Ali (23) penyandang disabilitas tuna rungu mengaku senang mendapatkan pelatihan membuat bakery, dan rencananya ia akan ber wirausaha setelah mendapatkan ketrampilan membuat kue. "Saya seorang barista (peracik kopi) dan pintar membuat sambel. Kursus membuat bakery ini sangat bagus untuk melengkapi cita-cita saya mendirikan cafe yang dilengkapi kue atau bakery sebagai pelengkap, namun saya terkendala modal untuk membuka usaha ini," ujar Ali.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda