BLT Perpanjang Nafas Kelas Menengah di Tengah Ketidakpastian Covid-19

Senin, 07 September 2020 - 20:34 WIB
Ekonom menjelaskan, meski BLT tidak secara langsung bisa menggerakan konsumsi besar-besaran, namun dari sisi penyelamatan UMKM masih bisa tertolong. Foto/Dok
JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan langkah pemerintah menyalurkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tengah pandemi dinilai bermanfaat. Terutama bagi masyarakat miskin dibandingkan dengan memberikan bantuan kepada korporasi.

“Di era Presiden Joko Widodo, BLT bahkan menyasar kalangan kelas menengah yang rentan miskin dengan gaji di bawah lima juta, ini saya kira bagus dibanding memberikan subsidi kepada korporasi yang prosesnya sangat panjang,” ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Senin (7/9/2020).

(Baca Juga: Parah !, Duit BLT Banyak Dipakai Buat Konsumsi Rokok )

Menurut dia, stimulus pemerintah melalui BLT bisa digunakan secara langsung setidaknya, untuk membayar cicilan, termasuk memenuhi kebutuhan urgen seperti kesehatan dan kebutuhan mendesak lainnya.

“Ketika perusahaan mengurangi gaji, stimulus ini bisa digunakan bayar cicilan, memenuhi kebutuhan urgent termasuk penuhi kebutuhan kesehatan. Ini lebih baik daripada stimulus subsidi bunga,” ungkapnya.



Dia menjelaskan, meski BLT tidak secara langsung bisa menggerakan konsumsi besar-besaran, namun dari sisi penyelamatan UMKM masih bisa tertolong. Alasannya, belanja BLT juga dominan di kalangan kelas menengah.

(Baca Juga: Masyarakat Termiskin di Lapisan Terbawah Dipastikan Tersentuh Bantuan )

“Jadi yang paling tepat, BLT ini bisa menyelamatkanlah kalangan UMKM, karena kelas menengah ini yang banyak bersentuhan langsung dengan UMKM,” ungkapnya.

Dia menambahkan, sinyal positif melalui BLT hingga tahun depan akan memperpanjang konsumsi masyarakat di tengah ketidakpastian karena dampak Covid-19.

“Kalau berlanjut sampai 2021 ini masih bagus karena kita belum tau kapan krisis ini akan selesai dan ini berkaitan juga dengan tekanan ekonomi, apalagi ada perang dagang AS-China, dan krisis ekonomi di sejumlah negara global karena pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More