Menko Airlangga: Indonesia Peroleh 290 Juta Vaksin Covid-19 Tahun Depan

Kamis, 10 September 2020 - 12:25 WIB
Pemerintah memperkirakan tahun depan Indonesia akan memperoleh 290 juta vaksin dari berbagai sumber di luar negeri. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk pengadaan vaksin Covid-19 tahun ini, Indonesia akan mendapatkan 30 juta vaksin. Namun, jumlah itu diharapkan meningkat signifikan menjadi 290 juta vaksin pada tahun depan.

(Baca Juga: Pemerintah Libatkan Swasta dalam Produksi Vaksin Merah Putih)

"Pemerintah sudah memuat beberapa kegiatan untuk memperoleh vaksin. Ini juga hasil diplomasi menteri luar negeri di mana sedang disiapkan Sinovac dengan vaksin tahap awal 30 juta dan tahun depan 290 juta," ujar Airlangga saat menghadiri Rakornas Kadin Indonesia secara virtual, Kamis (10/9/2020).

Dia menyebutkan, total 290 juta vaksin yang akan didatangkan di tahun 2021 itu berasal dari 10 perusahaan farmasi luar negero, yaitu Sinovac, Astra Zaneca, G-42/Wuhan Institute Biological Products/Sinopharm, GAVI/CEPI, dan CanSino Biological Inc./Beijing Institute Technology.



Lalu, dari Modena/NIAID (National Institute of Allergy and Infectious Diseases, BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer, Acturus Therapeutics/Duke-NUS, Genexine Korea, dan Vaksin Merah Putih.

Hanya saja, untuk vaksin yang diproduksi oleh Astra Zeneca fase III sedang ditahan sementara waktu. Sedangkan, untuk vaksin yang diproduksi oleh CanSino yang diuji oleh Biofarma dan Kalbe Farma bersedia untuk menyediakan 20 hingga 30 juta vaksin.

(Baca Juga: Seorang Sukarelawan Sakit, Uji Klinis Vaksin AstraZeneca Dihentikan)

Airlangga mengatakan, vaksin produksi CanSino tersebut memiliki keunggulan dibandingkan vaksin lainnya, yaitu hanya membutuhkan satu kali suntik, sementara vaksin lain butuh minimal dua kali suntik. "CanSino melalui Biofarma dan Kalbe Farma bersedia 20 juta sampai 30 juta. Astra Zeneca fase III di-hold sementara," ujarnya.

Namun demikian, dia memperkirakan bahwa 30 juta vaksin pada fase pertama baru akan tersedia paling cepat pada kuartal I/2021, mengingat proses uji klinis vaksin yang masih berlangsung. "Dari berbagai jadwal kelihatan yang paling cepat first quarter (2021) 30 juta. Baru sisanya masuk di kuartal II dan III," katanya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More