Bisnis Perempuan Rambah Kuliner hingga Konveksi

Sabtu, 12 September 2020 - 10:02 WIB
Firdaus menambahkan, terlebih jika suami tidak memiliki perspektif gender. Dalam pendampingan ASPPUK kerap menyentuh sisi gender, harus ada pendampingan tugas di rumah tangga.

"Kalaupun suami tidak bekerja, bisa berbagi tugas rumah tangga. Biarkan perempuan fokus bekerja dalam konteks pengembangan ekonomi," tambahnya.

Ini dilakukan agar tidak memperberat beban perempuan. Jika perempuan mengerjakan banyak hal, kendalanya nanti pada kesehatan fisiknya. Terlebih dalam kondisi hamil, tentu bisa membahayakan ibu dan janinnya.

"Untuk tenun kami sudah mencoba perempuan yang sedang hamil. Kami sarankan untuk tidak menenun dulu, tapi untuk membuat ornamen lain selain menenun. Misal membuat pernak pernik atau renda. Biarkan yang menenun itu orang lain atau suaminya," jelas Firdaus.

ASPPUK mendampingi para perempuan sebagai pemilik usaha beserta rantai usaha mereka atau yang mendukung pekerjaan mereka selama ini. Seperti turut menemukan bahan baku yang lebih murah juga dalam rumah tangga mereka. Selain itu, juga bagaimana relasi dia dan suami harus setara. (Baca juga: WHO Peringatkan Dunia Lebih Siap untuk Pandemi Berikutnya)

Firdaus bercerita, pada UKM kuliner suatu saat makanan yang dihasilkan terasa berbeda, ternyata itu karena dia sedang bertengkar dengan suami. Faktor lain karena dia terlalu lelah bekerja. Bahkan, dia masih harus mengerjakan semua tugas rumah tangga. "Kami dampingi sampai masuk ke ranah dalam rumah tangga.

Kami coba pahamkan dengan suami, usaha mereka erat kaitannya dengan persoalan rumah tangga. Jadi, harus dijaga dengan baik karena sangat berdampak pada produksi," sambung Firdaus.

Menggandeng psikolog juga kerap dilakukan jika sudah ada kasus kekerasan dalam rumah tangga. ASPPUK bukan hanya menjadi pelatihan usaha, tapi tempat bercerita bagi mereka yang sudah lama didampingi. Dalam konteks yang lebih serius, psikolog dan pendamping hukum juga dilibatkan.

Cerita sukses dari para pelaku UKM memang banyak dibumbui kisah inspiratif bagi perempuan lainnya. Termasuk bagaimana seseorang memiliki idealisme sendiri dalam berkarya seni. Misalnya, membatik dari hati sehingga kini menjadi batik khas Jakarta.

Batik Gobang milik Ethys Mayoshi sudah dikenal sebagai salah satu kebanggaan Jakarta dan masyarakat Betawi. Pada awal memutuskan untuk membuat batik Gobang cukup sulit diterima sebab dia menciptakan pasar sendiri.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More