Pemerintah Yakin Pembatasan Skala Mikro Bikin Ekonomi Cepat Meroket
Selasa, 15 September 2020 - 15:04 WIB
JAKARTA - Pemerintah meyakini pembukaan aktivitas ekonomi melalui Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) akan membawa ekonomi RI meroket lebih cepat. Kondisi itu telah diterapkan oleh negara-negara di dunia yang telah melonggarkan karantina wilayahnya (lockdown) akibat pandemi Covid-19.
"Tren global itu sendiri sudah mulai ada perbaikan. Kalau dilihat beberapa pelonggaran lockdown telah percepatan pemulihan ekonomi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam diskusi virtual, Selasa (15/9/2020).
Dia mengatakan pandemi virus corona telah berhasil membuat ekonomi negara di dunia terkontraksi dalam, termasuk Indonesia yang minus 5,32% di kuartal II 2020. "Semua dunia alami kontraksi. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia kontraksi minus 17,1%, Singapura minus 12%, Filipina minus 16%," katanya.
Dia pun menyebutkan lembaga internasional merilis angka proyeksi pertumbuhan di tahun 2020 dan 2021. Untuk IMF memproyeksi minus 5,3% di 2020 dan positif 6,1% di 2021. Sedangkan, Bank Dunia atau World Bank memproyeksi netral atau 0% di 2020 dan 4,8% di 2021. Sementara ADB memproyeksikan minus 1% di 2020 dan tumbuh 5,3% di 2021. OECD memproyeksikan minus 2,8 sampai minus 3,9% di 2020 dan tumbuh 2,6-5,2% di 2021.
"Pemerintah sendiri perkirakan di akhir tahun -1,1% sampai 0,2%. Sedangkan prediksi di 2021 di dalam pembahasan APBN 2021 adalah 4,5-5,5%," tandasnya.
"Tren global itu sendiri sudah mulai ada perbaikan. Kalau dilihat beberapa pelonggaran lockdown telah percepatan pemulihan ekonomi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam diskusi virtual, Selasa (15/9/2020).
Dia mengatakan pandemi virus corona telah berhasil membuat ekonomi negara di dunia terkontraksi dalam, termasuk Indonesia yang minus 5,32% di kuartal II 2020. "Semua dunia alami kontraksi. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia kontraksi minus 17,1%, Singapura minus 12%, Filipina minus 16%," katanya.
Dia pun menyebutkan lembaga internasional merilis angka proyeksi pertumbuhan di tahun 2020 dan 2021. Untuk IMF memproyeksi minus 5,3% di 2020 dan positif 6,1% di 2021. Sedangkan, Bank Dunia atau World Bank memproyeksi netral atau 0% di 2020 dan 4,8% di 2021. Sementara ADB memproyeksikan minus 1% di 2020 dan tumbuh 5,3% di 2021. OECD memproyeksikan minus 2,8 sampai minus 3,9% di 2020 dan tumbuh 2,6-5,2% di 2021.
"Pemerintah sendiri perkirakan di akhir tahun -1,1% sampai 0,2%. Sedangkan prediksi di 2021 di dalam pembahasan APBN 2021 adalah 4,5-5,5%," tandasnya.
Baca Juga
(nng)
tulis komentar anda