Ekspor Agustus Anjlok, Industri Pengolahan Turun 4,91%
Selasa, 15 September 2020 - 19:29 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2020 tercatat mencapai USD13,07 miliar, atau menurun 4,62 persen month-to-month dibanding ekspor Juli 2020 yang mencapai USD13,73 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, salah satu yang memberatkan ekspor Agustus 2020 adalah penurunan pada ekspor industri pengolahan, yang negatif 4,91% secara month-to-month.
"Beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor cukup dalam di industri pengolahan antara lain adalah penurunan ekspor logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, sepatu olahraga, dan kimia dasar organik," kata Suhariyanto dalam jumpa pers virtual, Selasa (15/9/2020). (Baca juga: Industri Jamu Masih Mampu Tumbuh Meski Diadang Pandemi )
Sementara, jika dibandingkan dengan capaian bulan Agustus 2019 yang mencapai USD14,28, terdapat penurunan hingga 8,36% secara year-on-year pada ekspor Agustus 2020.
Untuk ekspor non-migas Agustus 2020 tercatat mencapai USD12,46 miliar, atau turun 4,35% dibanding Juli 2020. Sementara jika dibanding ekspor non-migas pada Agustus 2019, terjadi penurunan 7,16%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2020 mencapai USD103,16 miliar, atau menurun 6,51 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. (Baca: BPS: Agustus, Kinerja Ekspor Rontok Hanya USD13,07 Miliar )
Demikian juga halnya dengan ekspor non-migas yang mencapai USD97,90 miliar, atau menurun 4,38% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penurunan terbesar ekspor non-migas Agustus 2020 terhadap Juli 2020 terjadi pada logam mulia, dan perhiasan/permata sebesar USD169,6 juta (16,62%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, terak, dan abu logam sebesar USD102,2 juta (50,22%).
Menurut sektor, ekspor non-migas hasil industri pengolahan Januari-Agustus 2020 turun 1,18%, dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 22,45%, sementara ekspor hasil pertanian naik 8,59%.
Ekspor non-migas Agustus 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,46 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,62 miliar, dan Jepang USD0,98 miliar. Dimana, kontribusi ketiganya mencapai 40,68%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD1,02 miliar.
"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Agustus 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD16,79 miliar (16,28% ), diikuti Jawa Timur USD13,36 miliar (12,95% ), dan Kalimantan Timur USD8,70 miliar (8,44%)," jelasnya.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, salah satu yang memberatkan ekspor Agustus 2020 adalah penurunan pada ekspor industri pengolahan, yang negatif 4,91% secara month-to-month.
"Beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor cukup dalam di industri pengolahan antara lain adalah penurunan ekspor logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, sepatu olahraga, dan kimia dasar organik," kata Suhariyanto dalam jumpa pers virtual, Selasa (15/9/2020). (Baca juga: Industri Jamu Masih Mampu Tumbuh Meski Diadang Pandemi )
Sementara, jika dibandingkan dengan capaian bulan Agustus 2019 yang mencapai USD14,28, terdapat penurunan hingga 8,36% secara year-on-year pada ekspor Agustus 2020.
Untuk ekspor non-migas Agustus 2020 tercatat mencapai USD12,46 miliar, atau turun 4,35% dibanding Juli 2020. Sementara jika dibanding ekspor non-migas pada Agustus 2019, terjadi penurunan 7,16%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2020 mencapai USD103,16 miliar, atau menurun 6,51 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. (Baca: BPS: Agustus, Kinerja Ekspor Rontok Hanya USD13,07 Miliar )
Demikian juga halnya dengan ekspor non-migas yang mencapai USD97,90 miliar, atau menurun 4,38% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penurunan terbesar ekspor non-migas Agustus 2020 terhadap Juli 2020 terjadi pada logam mulia, dan perhiasan/permata sebesar USD169,6 juta (16,62%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, terak, dan abu logam sebesar USD102,2 juta (50,22%).
Menurut sektor, ekspor non-migas hasil industri pengolahan Januari-Agustus 2020 turun 1,18%, dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 22,45%, sementara ekspor hasil pertanian naik 8,59%.
Ekspor non-migas Agustus 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,46 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,62 miliar, dan Jepang USD0,98 miliar. Dimana, kontribusi ketiganya mencapai 40,68%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD1,02 miliar.
"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Agustus 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD16,79 miliar (16,28% ), diikuti Jawa Timur USD13,36 miliar (12,95% ), dan Kalimantan Timur USD8,70 miliar (8,44%)," jelasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda