Oxfam Sebut Setengah Miliar Orang Akan Jatuh Miskin Akibat Corona
Senin, 13 April 2020 - 02:17 WIB
LONDON - Pandemi virus Corona (COVID-19) telah memberikan dampak luar biasa bagi perekonomian dunia. Lembaga non profit, Oxfam bahkan mengatakan krisis yang disebabkan virus corona bisa mendorong setengah miliar orang masuk dalam jurang kemiskinan.
Dikutip dari The Guardian, laporan Oxfam yang diterbitkan sepekan menjelang tiga pertemuan internasional yang akan dilakukan secara virtual dari kelompok negara-negara maju dan berkembang G20, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Menyatakan pada saat pandemi itu lebih dari setengah populasi dunia yang terdiri dari 7,8 miliar orang dapat hidup dalam kemiskinan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh King’s College London dan Australian National University juga mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan 20 persen akibat dari resesi yang disebabkan oleh COVID-19 akan mendorong tambahan 548 juta orang dengan penghasilan di bawah USD5,5 per hari yang didefinisikan sebagai miskin.
Pertemuan G20, IMF dan Bank Dunia akan membahas rencana untuk menawarkan keringanan utang kepada negara-negara termiskin di dunia dan apakah akan meningkatkan dana yang tersedia untuk IMF melalui penciptaan hak penarikan khusus (SDRs). SDRs adalah suatu bentuk mata uang internasional yang dapat digunakan untuk membantu negara-negara yang sedang berjuang.
Direktur Eksekutif Interim Internasional Oxfam, Jose Maria Vera mengatakan, dampak pandemi ekonomi yang menghancurkan sedang dirasakan di seluruh dunia. Namun untuk negara miskin yang sudah berjuang bertahan hidup, hampir tidak ada jaring pengaman untuk menghentikan mereka jatuh semakin dalam ke jurang kemiskinan.
"Para menteri keuangan G20, IMF dan Bank Dunia harus memberikan suntikan uang segera kepada negara-negara berkembang untuk membantu mereka menyelamatkan masyarakat miskin dan rentan," kata Jose.
Oxfam menambahkan, banyak negara kaya, termasuk Inggris dan AS, telah memperkenalkan paket stimulus ekonomi skala besar untuk mendukung bisnis dan pekerja, tetapi sebagian besar negara berkembang tidak memiliki kekuatan finansial untuk mengikutinya.
Dikutip dari The Guardian, laporan Oxfam yang diterbitkan sepekan menjelang tiga pertemuan internasional yang akan dilakukan secara virtual dari kelompok negara-negara maju dan berkembang G20, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Menyatakan pada saat pandemi itu lebih dari setengah populasi dunia yang terdiri dari 7,8 miliar orang dapat hidup dalam kemiskinan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh King’s College London dan Australian National University juga mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan 20 persen akibat dari resesi yang disebabkan oleh COVID-19 akan mendorong tambahan 548 juta orang dengan penghasilan di bawah USD5,5 per hari yang didefinisikan sebagai miskin.
Pertemuan G20, IMF dan Bank Dunia akan membahas rencana untuk menawarkan keringanan utang kepada negara-negara termiskin di dunia dan apakah akan meningkatkan dana yang tersedia untuk IMF melalui penciptaan hak penarikan khusus (SDRs). SDRs adalah suatu bentuk mata uang internasional yang dapat digunakan untuk membantu negara-negara yang sedang berjuang.
Direktur Eksekutif Interim Internasional Oxfam, Jose Maria Vera mengatakan, dampak pandemi ekonomi yang menghancurkan sedang dirasakan di seluruh dunia. Namun untuk negara miskin yang sudah berjuang bertahan hidup, hampir tidak ada jaring pengaman untuk menghentikan mereka jatuh semakin dalam ke jurang kemiskinan.
"Para menteri keuangan G20, IMF dan Bank Dunia harus memberikan suntikan uang segera kepada negara-negara berkembang untuk membantu mereka menyelamatkan masyarakat miskin dan rentan," kata Jose.
Oxfam menambahkan, banyak negara kaya, termasuk Inggris dan AS, telah memperkenalkan paket stimulus ekonomi skala besar untuk mendukung bisnis dan pekerja, tetapi sebagian besar negara berkembang tidak memiliki kekuatan finansial untuk mengikutinya.
(ant)
Lihat Juga :
tulis komentar anda