Tangan Kanan Bos OJK: Kunci Atasi Masalah Ekonomi adalah Penyelesaian Pandemi
Kamis, 17 September 2020 - 14:09 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengungkap sejumlah tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia selama pandemi Covid-19 . Namun menurutnya, sebelum menghadapi masalah ekonomi, yang utama harus diselesaikan adalah tantangan penanganan pandemi.
"Tantangan utama kita adalah menangani pandemi secara efektif, supaya ekonomi secara bertahap dapat dibuka kembali untuk masyarakat," kata Nurhaida dalam "6th Indonesian Financial Association International Conference" secara virtual, Kamis (17/9/2020).
Kemudian, lanjut Nurhaida, tantangan ekonomi yang sedang dihadapi adalah meningkatkan permintaan barang dan jasa. Ia menyampaikan bahwa likuiditas di Tanah Air sangat baik, namun tidak ada permintaan. ( Baca juga:Menhub Sebut Layanan Trasportasi Jangan Dilihat dengan Kacamata Kuda )
"Likuiditas yang ada di perbankan cukup baik, tapi masalahnya permintaan tidak ada," jelasnya.
Selain itu, kata Nurhaida, tantangan berikutnya yaitu menggeser perilaku konsumen dan pelaku usaha ke bisnis digital. Pandemi telah mendorongan pelaku bisnis untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Tantangan bagi kita adalah bagaimana cara mendigitalisasikan perekonomian, dan bagaimana mendigitalisasikan bisnis di Indonesia, baik itu perbankan, pasar modal maupun lembaga keuangan non-bank," terangnya. ( Baca juga:Persaingan Vaksin Covid-19 Antanegara Adidaya Makin Sengit )
Dengan kondisi tantangan tersebut, Nurhaida mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan oleh pasar. Alhasil, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan fiskal menjadi kunci untuk memberikan stimulus guna menciptakan permintaan seperti bantuan sosial, insentif, dan percepatan belanja pemerintah," tandasnya.
"Tantangan utama kita adalah menangani pandemi secara efektif, supaya ekonomi secara bertahap dapat dibuka kembali untuk masyarakat," kata Nurhaida dalam "6th Indonesian Financial Association International Conference" secara virtual, Kamis (17/9/2020).
Kemudian, lanjut Nurhaida, tantangan ekonomi yang sedang dihadapi adalah meningkatkan permintaan barang dan jasa. Ia menyampaikan bahwa likuiditas di Tanah Air sangat baik, namun tidak ada permintaan. ( Baca juga:Menhub Sebut Layanan Trasportasi Jangan Dilihat dengan Kacamata Kuda )
"Likuiditas yang ada di perbankan cukup baik, tapi masalahnya permintaan tidak ada," jelasnya.
Selain itu, kata Nurhaida, tantangan berikutnya yaitu menggeser perilaku konsumen dan pelaku usaha ke bisnis digital. Pandemi telah mendorongan pelaku bisnis untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Tantangan bagi kita adalah bagaimana cara mendigitalisasikan perekonomian, dan bagaimana mendigitalisasikan bisnis di Indonesia, baik itu perbankan, pasar modal maupun lembaga keuangan non-bank," terangnya. ( Baca juga:Persaingan Vaksin Covid-19 Antanegara Adidaya Makin Sengit )
Dengan kondisi tantangan tersebut, Nurhaida mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan oleh pasar. Alhasil, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan fiskal menjadi kunci untuk memberikan stimulus guna menciptakan permintaan seperti bantuan sosial, insentif, dan percepatan belanja pemerintah," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda