Grab Perkenalkan Teknologi Geofencing di Makassar
Jum'at, 25 September 2020 - 12:22 WIB
MAKASSAR - Grab , aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, membantu pemerintah dan masyarakat Makassar untuk dapat beradaptasi di tengah pandemi COVID-19 yang kian merebak, dengan menjadi aplikasi online pertama di Indonesia yang memperkenalkan teknologi geofencing yang dapat mendeteksi dan memberikan peringatan kepada mitra pengemudi Grab yang berkerumun di sebuah area. Baca : Gojek Geliatkan UMKM Makassar Melalui Kantin Swadaya
Teknologi ini diperkenalkan untuk memastikan mitra pengemudi tetap menjaga jarak aman sesuai imbauan pemerintah, dan juga untuk menjaga kesehatan mereka. Mitra pengemudi yang terdeteksi berkerumun, akan menerima peringatan melalui pesan teks atau pop-up di aplikasi mitra pengemudi mereka. Teknologi ini telah diperkenalkan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Manado, Balikpapan, Samarinda, Mataram, Kupang dan juga provinsi Bali.
Teknologi geofencing awalnya dimanfaatkan oleh Grab untuk memantau pergerakan mitra pengemudi dan membantu teknis terkait permintaan layanan. Memasuki masa pandemi, Grab mengembangkan teknologi ini untuk memastikan mitra pengemudi tidak berkerumun dan menjaga jarak aman agar kesehatan terjaga dan tetap bisa produktif. Saat mereka bisa produktif, mobilitas masyarakat Makassar juga akan terbantu.
Halim Wijaya, Head of East Indonesia, Grab Indonesia menjelaskan, sejalan dengan misi GrabForGood, pihaknya ingin memastikan bahwa setiap orang, termasuk mitra pengemudi, dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Baca Juga : Enduro 4T Racing Hadir Dengan Kemasan Baru 0.8 Liter
"Karenanya, pasti kesehatan menjadi prioritas utama supaya mitra pengemudi kami tetap bisa produktif. Sejak awal pandemi, tim kami terus mencari cara yang efektif agar kami tetap bisa melindungi mata pencaharian dan kesehatan mitra. Teknologi geofencing yang telah kami manfaatkan sejak awal Grab beroperasi, kami terapkan untuk membantu proses pengawasan mitra pengemudi di lapangan ini mulai awal pekan ini. Penerapan geofencing merupakan salah satu solusi inovatif dalam mendeteksi GPS mitra pengemudi yang berkumpul dalam satu lokasi, dimana sistem kami akan langsung memberikan peringatan kepada mereka yang didapati melanggar peraturan," tukasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menyampaikan apresiasinya kepada Grab . “Protokol kesehatan diharap tidak lagi menjadi paksaan namun sudah menjadi kebiasaan baru. Setiap warga harus memahami dan menaati penerapan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah, hal ini akan sangat efektif dalam menghentikan penularan. Karenanya, saya mengapresiasi langkah Grab yang menjadi pelopor teknologi geofencing untuk melacak posisi mitra pengemudi yang berkerumun dan akan memberi teguran. Hal ini sejalan dengan program taktis Pemerintah Provinsi Maupun Pemerintah Kota Makassar yaitu Gerakan Trisula (massive tracking, intensive testing, dan public healt education) guna menekan laju pandemi COVID-19 di Sulsel," tukas gubernur.
"Saya kira sangat penting, mengingat jutaan masyarakat bergantung pada layanan ojek online Grab untuk beraktivitas sehari-hari, sehingga protokol kesehatan mereka juga harus ketat dan diawasi. Saya harap ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk menerapkan kebijakan serupa,” tambahnya. Baca Lagi : Anggaran Kesehatan Naik 2 Persen di APBD Perubahan Sulsel
Teknologi ini diperkenalkan untuk memastikan mitra pengemudi tetap menjaga jarak aman sesuai imbauan pemerintah, dan juga untuk menjaga kesehatan mereka. Mitra pengemudi yang terdeteksi berkerumun, akan menerima peringatan melalui pesan teks atau pop-up di aplikasi mitra pengemudi mereka. Teknologi ini telah diperkenalkan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Manado, Balikpapan, Samarinda, Mataram, Kupang dan juga provinsi Bali.
Teknologi geofencing awalnya dimanfaatkan oleh Grab untuk memantau pergerakan mitra pengemudi dan membantu teknis terkait permintaan layanan. Memasuki masa pandemi, Grab mengembangkan teknologi ini untuk memastikan mitra pengemudi tidak berkerumun dan menjaga jarak aman agar kesehatan terjaga dan tetap bisa produktif. Saat mereka bisa produktif, mobilitas masyarakat Makassar juga akan terbantu.
Halim Wijaya, Head of East Indonesia, Grab Indonesia menjelaskan, sejalan dengan misi GrabForGood, pihaknya ingin memastikan bahwa setiap orang, termasuk mitra pengemudi, dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Baca Juga : Enduro 4T Racing Hadir Dengan Kemasan Baru 0.8 Liter
"Karenanya, pasti kesehatan menjadi prioritas utama supaya mitra pengemudi kami tetap bisa produktif. Sejak awal pandemi, tim kami terus mencari cara yang efektif agar kami tetap bisa melindungi mata pencaharian dan kesehatan mitra. Teknologi geofencing yang telah kami manfaatkan sejak awal Grab beroperasi, kami terapkan untuk membantu proses pengawasan mitra pengemudi di lapangan ini mulai awal pekan ini. Penerapan geofencing merupakan salah satu solusi inovatif dalam mendeteksi GPS mitra pengemudi yang berkumpul dalam satu lokasi, dimana sistem kami akan langsung memberikan peringatan kepada mereka yang didapati melanggar peraturan," tukasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menyampaikan apresiasinya kepada Grab . “Protokol kesehatan diharap tidak lagi menjadi paksaan namun sudah menjadi kebiasaan baru. Setiap warga harus memahami dan menaati penerapan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah, hal ini akan sangat efektif dalam menghentikan penularan. Karenanya, saya mengapresiasi langkah Grab yang menjadi pelopor teknologi geofencing untuk melacak posisi mitra pengemudi yang berkerumun dan akan memberi teguran. Hal ini sejalan dengan program taktis Pemerintah Provinsi Maupun Pemerintah Kota Makassar yaitu Gerakan Trisula (massive tracking, intensive testing, dan public healt education) guna menekan laju pandemi COVID-19 di Sulsel," tukas gubernur.
"Saya kira sangat penting, mengingat jutaan masyarakat bergantung pada layanan ojek online Grab untuk beraktivitas sehari-hari, sehingga protokol kesehatan mereka juga harus ketat dan diawasi. Saya harap ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk menerapkan kebijakan serupa,” tambahnya. Baca Lagi : Anggaran Kesehatan Naik 2 Persen di APBD Perubahan Sulsel
(sri)
tulis komentar anda