Dengan Laba yang Kontet, Inalum Pasang Capex Segede Gaban

Selasa, 29 September 2020 - 17:17 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID memproyeksikan capital expenditure (capex) atau belanja modal pada 2022 senilai Rp37 triliun. Meski begitu, capex sebesar itu akan digeser pada 2023 karena situasi ekonomi nasional dinilai belum membaik.

"Secara keseluruhan capex kita 2022 itu secara grup itu kurang lebih Rp37 triliun, tapi dengan Covid-19 ini kita geser. Sepertinya mungkin sampai 2023, karena di 2020 ini pekerjaan fisik terhambat," ujar Direktur Utama Mind ID Orias Petrus Moedak, Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Sementara itu, belanja modal untuk Inalum operation hingga Agustus 2020 mencapai Rp1 triliun. Sedangkan belanja modal untuk grup perusahaan seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Timah Tbk. (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), masih tetap jalan meski mengalami tekanan kinerja akibat pandemi. ( Baca juga:Perluas Jangkauan Nasabah, MNC Asset Gelar Webinar Series 2 )

Hingga Agustus tahun ini, belanja modal ANTM mencapai Rp6,10 triliun, PTBA Rp5,6 triliun, dan TINS Rp210 miliar.



Sebelumnya, MIND ID atau Inalum mencatat kinerja keuangan yang anjlok pada 2020. Laba bersih perseroan tahun ini hanya mencapai Rp103 miliar, sedangkan tahun 2019 laba bersihnya diangka Rp257 miliar.

Orias mengatakan, penurunan laba bersih perseroan karena didorong harga rata-rata komoditas perusahaan group MIND ID yang mengalami tekanan harga akibat melambatnya permintaaan. Hal itu disebabkan karena dampak pandemi Covid-19.

"Ini saya sampaikan untuk operation posisi laba rugi di 2020 ini, kami hanya mencapai setengah dibandingkan dengan posisi yang sama 2019. Jadi untuk laba rugi bersih hanya sekitar Rp103 miliar dibandingkan 2019 mencapai Rp 257 miliar. Jadi ada dampak signifikan terhadap Inalum operation," ujar Orias. ( Baca juga:Menkes Terawan Jadi Sorotan, Komunikasi Publiknya Dinilai Lemah )

Sejak Maret 2020 realisasi harga komoditas mengalami penurunan. Komoditas tersebut di antaranya, aluminium turun 12%, batubara 9%, tima 19%, kemudian boksit 7%. Meski begitu komoditas emas mengalami peningkatan dibandingkan 2019 sebanyak 25%.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More