Gara-gara Perkara Ini, Indonesia Kalah Sama India dan Thailand
Senin, 05 Oktober 2020 - 19:48 WIB
JAKARTA - Indonesia harus berusaha mengejar inklusi keuangan yang masih rendah dengan negara tetangga. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, walaupun sudah naik pesat, angka Indeks inklusi keuangan Indonesia masih rendah dibandingkan India dan Thailand.
"Itu masih di bawah negara emerging market seperti China dan India, yang telah mencapai indeks inklusi keuangan sebesar 80%, serta negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 85% dan Thailand sebesar 82% pada tahun 2017 menurut Global Findex Bank Dunia," kata Iskandar dalam video virtual, Selasa (5/10/2020).
(Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, OJK Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi )
Dia melanjutkan literasi keuangan melalui edukasi keuangan perlu didorong sehingga indeks inklusi keuangan dapat ditingkatkan. "Kesemua hal tersebut tentunya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok bawah, serta usaha mikro dan kecil,” terang Iskandar.
Di tengah Pandemi Covid-19, kata Iskandar, Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan pada bulan Oktober ini memiliki peranan strategis. “Dengan adanya Bulan Inklusi Keuangan, maka diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat, mengingat pada tahun 2019 indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,2%,” imbuhnya.
(Baca Juga: OJK Kejar Pencapaian Target Inklusi Keuangan 90% di 2024 )
Ia pun mengapresiasi OJK atas inisiasi selama Bulan Inklusi Keuangan dalam mendukung penyaluran kredit/pembiayaan, pembukaan 500 ribu tabungan pelajar, peluncuran program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), peluncuran buku seri literasi keuangan untuk PAUD, serta peluncuran re-branding Keluarga SIKAPI.
Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Bulan Inklusi Keuangan, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Iklusif (DNKI) juga menyelenggarakan kegiatan Indonesia Financial Inclusion Forum (IFIF) 2020 dengan tema “Inklusi Keuangan dalam Transformasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional” pada tanggal 6-7 Oktober 2020.
“Semoga seluruh upaya, kerja sama antar pemangku kepentingan, serta elemen masyarakat dapat mendukung perekonomian Indonesia yang lebih baik serta mencapai target inklusi keuangan di tahun 2024,” pungkasnya.
"Itu masih di bawah negara emerging market seperti China dan India, yang telah mencapai indeks inklusi keuangan sebesar 80%, serta negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 85% dan Thailand sebesar 82% pada tahun 2017 menurut Global Findex Bank Dunia," kata Iskandar dalam video virtual, Selasa (5/10/2020).
(Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, OJK Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi )
Dia melanjutkan literasi keuangan melalui edukasi keuangan perlu didorong sehingga indeks inklusi keuangan dapat ditingkatkan. "Kesemua hal tersebut tentunya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok bawah, serta usaha mikro dan kecil,” terang Iskandar.
Di tengah Pandemi Covid-19, kata Iskandar, Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan pada bulan Oktober ini memiliki peranan strategis. “Dengan adanya Bulan Inklusi Keuangan, maka diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat, mengingat pada tahun 2019 indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,2%,” imbuhnya.
(Baca Juga: OJK Kejar Pencapaian Target Inklusi Keuangan 90% di 2024 )
Ia pun mengapresiasi OJK atas inisiasi selama Bulan Inklusi Keuangan dalam mendukung penyaluran kredit/pembiayaan, pembukaan 500 ribu tabungan pelajar, peluncuran program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), peluncuran buku seri literasi keuangan untuk PAUD, serta peluncuran re-branding Keluarga SIKAPI.
Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Bulan Inklusi Keuangan, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Iklusif (DNKI) juga menyelenggarakan kegiatan Indonesia Financial Inclusion Forum (IFIF) 2020 dengan tema “Inklusi Keuangan dalam Transformasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional” pada tanggal 6-7 Oktober 2020.
“Semoga seluruh upaya, kerja sama antar pemangku kepentingan, serta elemen masyarakat dapat mendukung perekonomian Indonesia yang lebih baik serta mencapai target inklusi keuangan di tahun 2024,” pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda