Kabar Baik! Jangkauan Perlindungan Sosial Makin Luas
Selasa, 06 Oktober 2020 - 17:40 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan bahwa ada perbaikan terkait jangkauan perlindungan sosial (perlinsos) , ketahanan pangan, dan lapangan kerja. Adapun jangkauannya semakin luas.
"Untuk perlinsos cakupannya semakin luas dan targetingnya semakin baik. Namun isu exclusion error masih perlu menjadi perhatian," ujar Febrio dalam acara diskusi virtual bertajuk Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi, di Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Dia mengungkapkan pada survei round ketiga (R3) yang dilakukan pada 20 Juli hingga 2 Agustus 2020 hampir semua rumah tangga (RT) di bottom 40% atau RT dalam kategori 40% pendapatan terendah telah mendapatkan sedikitnya satu program perlinsos.
"Jika tidak mengikutsertakan program diskon listrik, jumlah RT di bottom 40% yang mendapatkan sedikitnya satu bantuan adalah sebesar 81%. Ini meningkat dari angka 54% di survei round pertama di bulan Mei lalu," tambah Febrio.
Dia mencatat bahwa terdapat 17% RT bottom 40% yang pendapatannya menurun tetapi tidak memperoleh bantuan apapun. Kendati demikian, persentase ini menurun dari 56% di survei round pertama. "Untuk ketahanan pangan, sudah membaik secara konsisten sejak Mei 2020. Namun, RT di pedesaan luar Jawa perlu diperhatikan," ucap Febrio.
Di sisi lain, kondisi kekurangan pangan berkurang menjadi 24%, tetapi belum kembali pada tingkatan saat sebelum pandemi Covid-19. Kondisi kekurangan pangan lebih banyak terjadi di antara RT yang mengalami penurunan pendapatan. "Untuk sektor ketenagakerjaan, tingkat employment pulih secara signifikan di seluruh kelompok pendapatan dan lokasi," imbuhnya.
Febrio menyampaikan, lebih dari tiga perempat pekerja yang berhenti bekerja pada bulan Mei telah kembali bekerja. Adapun 70% di antaranya kembali pada pekerjaan yang sama. "Breadwinner yang berhenti bekerja turun dari angka 24% di bulan Mei menjadi 10% di survei round 3. RT yang melaporkan penurunan pendapatan juga berkurang, meskipun belum pulih secara total," tandas dia.
"Untuk perlinsos cakupannya semakin luas dan targetingnya semakin baik. Namun isu exclusion error masih perlu menjadi perhatian," ujar Febrio dalam acara diskusi virtual bertajuk Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi, di Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Dia mengungkapkan pada survei round ketiga (R3) yang dilakukan pada 20 Juli hingga 2 Agustus 2020 hampir semua rumah tangga (RT) di bottom 40% atau RT dalam kategori 40% pendapatan terendah telah mendapatkan sedikitnya satu program perlinsos.
"Jika tidak mengikutsertakan program diskon listrik, jumlah RT di bottom 40% yang mendapatkan sedikitnya satu bantuan adalah sebesar 81%. Ini meningkat dari angka 54% di survei round pertama di bulan Mei lalu," tambah Febrio.
Dia mencatat bahwa terdapat 17% RT bottom 40% yang pendapatannya menurun tetapi tidak memperoleh bantuan apapun. Kendati demikian, persentase ini menurun dari 56% di survei round pertama. "Untuk ketahanan pangan, sudah membaik secara konsisten sejak Mei 2020. Namun, RT di pedesaan luar Jawa perlu diperhatikan," ucap Febrio.
Di sisi lain, kondisi kekurangan pangan berkurang menjadi 24%, tetapi belum kembali pada tingkatan saat sebelum pandemi Covid-19. Kondisi kekurangan pangan lebih banyak terjadi di antara RT yang mengalami penurunan pendapatan. "Untuk sektor ketenagakerjaan, tingkat employment pulih secara signifikan di seluruh kelompok pendapatan dan lokasi," imbuhnya.
Febrio menyampaikan, lebih dari tiga perempat pekerja yang berhenti bekerja pada bulan Mei telah kembali bekerja. Adapun 70% di antaranya kembali pada pekerjaan yang sama. "Breadwinner yang berhenti bekerja turun dari angka 24% di bulan Mei menjadi 10% di survei round 3. RT yang melaporkan penurunan pendapatan juga berkurang, meskipun belum pulih secara total," tandas dia.
(nng)
tulis komentar anda