Pertumbuhan Ekonomi 2,9%, OJK Perhatikan Likuiditas dan NPL
Rabu, 06 Mei 2020 - 10:17 WIB
JAKARTA - Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 sebesar 2,97% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut mengalami kontraksi 2,41% dibandingkan triwulan IV/2019.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan bahwa pemerintah telah mengetahui angka pertumbuhan ekonomi akan anjlok di kuartal pertama. Hal ini tak terhindarkan akibat menurunnya aktivitas ekonomi karena terdampak wabah virus Corona.
"Kita sudah tahu akan turun dari bulan lalu Semua dirumahkan dan industri tak ada yang berproduksi. Jadi ya pasti akan turun," kata Wimboh dalam diskusi dengan MNC Media Group secara virtual, Selasa (5/5/2020).
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, hal yang terpenting dilakukan adalah menjaga likuiditas dan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di sektor keuangan. "Saat ini yang terpenting berupaya agar sektor keuangan tidak jatuh terlalu dalam," terang Wimboh.
Wimbohoptimistis strategi bantalan likuiditas perbankan yang disiapkan dapat menahan apabila kondisi ekonomi memburuk. OJK akan mengandalkan strategi bank anchor untuk menyalurkan pinjaman dari BI. Bantalan likuiditas dibutuhkan karena perusahaan yang kesulitan dana kemungkinan akan menarik depositonya di perbankan.
Di luar itu, dia menambahkan, kunci untuk menyelesaikan masalah ini terletak pada pada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, jika pandemi ini masih berlangsung, pertumbuhan ekonomi akan terus tertekan.
"Untuk itu kita fokus bersama-sama untuk menyelesaikan wabah virus Corona ini dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah," tutupnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan bahwa pemerintah telah mengetahui angka pertumbuhan ekonomi akan anjlok di kuartal pertama. Hal ini tak terhindarkan akibat menurunnya aktivitas ekonomi karena terdampak wabah virus Corona.
"Kita sudah tahu akan turun dari bulan lalu Semua dirumahkan dan industri tak ada yang berproduksi. Jadi ya pasti akan turun," kata Wimboh dalam diskusi dengan MNC Media Group secara virtual, Selasa (5/5/2020).
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, hal yang terpenting dilakukan adalah menjaga likuiditas dan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di sektor keuangan. "Saat ini yang terpenting berupaya agar sektor keuangan tidak jatuh terlalu dalam," terang Wimboh.
Wimbohoptimistis strategi bantalan likuiditas perbankan yang disiapkan dapat menahan apabila kondisi ekonomi memburuk. OJK akan mengandalkan strategi bank anchor untuk menyalurkan pinjaman dari BI. Bantalan likuiditas dibutuhkan karena perusahaan yang kesulitan dana kemungkinan akan menarik depositonya di perbankan.
Di luar itu, dia menambahkan, kunci untuk menyelesaikan masalah ini terletak pada pada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, jika pandemi ini masih berlangsung, pertumbuhan ekonomi akan terus tertekan.
"Untuk itu kita fokus bersama-sama untuk menyelesaikan wabah virus Corona ini dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah," tutupnya.
(fai)
tulis komentar anda