Ekonomi RI Lesu, BI Fokus Jaga Rupiah dan Punya Ruang Pangkas Suku Bunga
Rabu, 06 Mei 2020 - 12:26 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, bakal menggunakan intrumen untuk menjaga ekonomi Indonesia, dimana pada kuartal pertama tahun ini tumbuh melambat. Ditekankan juga olehnya kebijakan moneter akan tetap longgar di tengah perlambatan ekonomi.
Sebelumnya tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97% (year on year/yoy) pada kuartal I/2020, melambat dibandingkan dengan capaian kuartal sebelumnya sebesar 4,97% (yoy). "Kami akan menggunakan seluruh instrumen untuk jaga ekonomi," ujar Perry Warjiyo dalam virtual media briefing, Senin (6/5/2020).
Sambung Perry menambahkan, BI masih memiliki ruang untuk pemangkasan suku bunga, tetapi fokus bank sentral pada jangka pendek masih terkait dengan stabilitas nilai tukar. Adapun, pelonggaran likuditas dari kebijakan quantitative easing diharapkan akan menopang pertumbuhan ekonomi.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh tekanan pandemi Covid-19, terutama pada penurunan permintaan domestik -termasuk konsumsi rumah tangga- di tengah kinerja positif sektor eksternal," katanya.
Dia menambahkan, stimulus fiskal yang dirilis oleh pemerintah dalam menangani virus corona (Covid-19) berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Semula kami perkirakan konsumsi pemerintah tumbuh 2,3% pada kuartal I, tetapi justru tumbuh 3,74%," pungkasnya.
Sebelumnya tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97% (year on year/yoy) pada kuartal I/2020, melambat dibandingkan dengan capaian kuartal sebelumnya sebesar 4,97% (yoy). "Kami akan menggunakan seluruh instrumen untuk jaga ekonomi," ujar Perry Warjiyo dalam virtual media briefing, Senin (6/5/2020).
Sambung Perry menambahkan, BI masih memiliki ruang untuk pemangkasan suku bunga, tetapi fokus bank sentral pada jangka pendek masih terkait dengan stabilitas nilai tukar. Adapun, pelonggaran likuditas dari kebijakan quantitative easing diharapkan akan menopang pertumbuhan ekonomi.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh tekanan pandemi Covid-19, terutama pada penurunan permintaan domestik -termasuk konsumsi rumah tangga- di tengah kinerja positif sektor eksternal," katanya.
Dia menambahkan, stimulus fiskal yang dirilis oleh pemerintah dalam menangani virus corona (Covid-19) berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Semula kami perkirakan konsumsi pemerintah tumbuh 2,3% pada kuartal I, tetapi justru tumbuh 3,74%," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda