UPPKS Green Family Manfaatkan Produk Olahan Jahe dari Lahan Gambut

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 23:57 WIB
Jahe merah menjadi obat herbal yang keberadaannya menjadi perhatian saat pandemi Covid-19. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Jahe merah menjadi obat herbal yang keberadaannya menjadi perhatian saat pandemi Covid-19 . Kandungan curcumin dalam empon-empon diklaim bisa mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru-paru. Melihat kondisi ini, olahan berbahan dasar jahe menjadi buruan banyak orang bahkan, di pasaran komoditi jahe sempat sulit di dapat.

Kondisi ini juga sempat dirasakan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Green Family, Desa Bram Itam Raya, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Produk olahan jahe yang mereka buat sempat laris di pasaran.

"Awal pandemi bisa jual, bisa sampai 10 kilogram selama 1 bulan itu," kata Sekretaris UPPKS Green Family, Qowiyah dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (9/10/2020). Baca Juga: Sri Mulyani Bongkar Ambisi Besar Dibalik Pengesahan UU Cipta Kerja

Bersama 10 anggota kelompok UPPKS Green Family mereka memproduksi jahe dan empon-empon dalam bentuk olahan. Produk olahan jahe dan empon-empon ini memanfaatkan hasil produksi tanaman yang mereka budi dayakan. Meski begitu, Qowiyah mengatakan, sempat kesulitan memaksimalkan budi daya jahe. Alasannya, tanaman yang mereka budi dayakan belum mampu menjadi penopang pasar.

Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan pasar, dia dan anggota kelompoknya membeli jahe merah dari para petani lain. Qowiyah mengatakan, UPPKS miliknya berdiri sekitar 2019. Pendirian UPPKS ini dilatarbelakangi aktivitas warga yang menanam jahe merah dan empon-empon sebagai tambahan pemasukan keuangan.



Qowiyah mengatakan, anggota UPPKS menanam empon-empon di karung. Teknik ini merespon imbauan Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk memaksimalkan lahan tanpa bakar di area gambut. "Karena masuk di Desa Peduli Gambut (DPG) kami jadi mengetahui mengenai metode itu," kata dia.

Qowiyah mengatakan, dia dan kelompoknya menggunakan karung dan polybag untuk menanam komoditas biofarmaka, diantaranya, jahe, kunyit, hingga empon-empon. Total, UPPKS ini memiliki sekitar 200 polybag tanaman jahe merah. "Kalau di tanam di tanah-tanah itu trauma karena banjir. Kalau banjir itu bisa 50 cm. Jadi kami memakai polybag. Jadi sewaktu-waktu kalau banjir bisa dipindah," ucap dia

Selain mendapat pengetahuan mengenai lahan tanpa bakar, Qowiyah mengaku juga mendapat pelatihan mengenai manajemen keuangan dari BRG pada awal 2019. Qowiyah mengatakan, UPPKS Green Family mampu memproduksi produk minuman kesehatan instan, diantaranya sari jahe merah, jahe merah instan, sari temulawak, kunyit, hingga sari kunyit instan. "Dan yang mau dikembangkan lagi beras kencur, dan sari empon-empon instan," kata dia.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More