Resesi di Depan Mata, Begini Caranya Siapkan Dana Darurat
Selasa, 13 Oktober 2020 - 06:00 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan ekonomi di hampir seluruh belahan dunia mengalami resesi , tak terkecuali Indonesia. Suatu negara dikatakan resesi jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Perekonomian Indonesia pada kuartal satu dan dua tahun 2020 masing-masing tumbuh 2,97% dan -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan akibat turunnya sisi produksi, rendahnya daya beli masyarakat, dan melonjaknya tingkat pengangguran.
Dengan kondisi resesi saat ini, memiliki dana darurat menjadi penting. Namun, tak setiap individu siap dan memiliki dana darurat yang memadai. Butuh strategi menyiapkan kondisi keuangan guna menyikapi resesi yang terjadi.
(Baca Juga: Catat! Ini Pentingnya Punya Dana Darurat Saat Pandemi)
"Memiliki perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi situasi resesi seperti saat ini. Hal ini dapat menghindari pengeluaran yang tak dibutuhkan, selain itu juga mempersiapkan diri untuk memiliki dana darurat," ungkap Co-founder dan Chief Investment Officer FUNDtastic Franky Chandra di Jakarta, Senin(12/10/2020).
Perencanaan keuangan dengan matang, jelas dia, berarti membedah dan mencatat kondisi keuangan, baik pemasukan rutin dan pengeluaran pokok. "Pengeluaran pokok merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan setiap bulannya, utamanya kebutuhan primer, lalu kemudian juga pengeluaran rutin termasuk cicilan kredit produktif (KPR, kredit investasi, kredit modal kerja), biaya asuransi atau beban kesehatan, maupun kredit konsumtif," ucapnya.
Jika pemasukan dikurangi pengeluaran pokok, masih terdapat sisa dana yang memadai, maka bisa mulai merencanakan tujuan keuangan ke depan. Namun, apabila keadaan sebaliknya dimana pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka diperlukan perencanaan keuangan yang lebih baik, misalkan dengan memilah mana yang benar-benar merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan semata.
"Menentukan perencanaan keuangan tergantung dengan kebutuhan dan target setiap orang, misalnya untuk pendidikan anak sekolah, kuliah, kebutuhan pensiun, dana darurat atau kebutuhan masa depan lain," tambahnya.
Sementara, jika masih terdapat kelonggaran dana, maka bisa merencanakan hal lainnya, seperti jalan-jalan atau buka bisnis sampingan baru. Franky menambahkan, proteksi baik itu asuransi jiwa maupun kesehatan sebaiknya juga penting agar tujuan keuangan tetap dapat berjalan tanpa terhambat.
Perekonomian Indonesia pada kuartal satu dan dua tahun 2020 masing-masing tumbuh 2,97% dan -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan akibat turunnya sisi produksi, rendahnya daya beli masyarakat, dan melonjaknya tingkat pengangguran.
Dengan kondisi resesi saat ini, memiliki dana darurat menjadi penting. Namun, tak setiap individu siap dan memiliki dana darurat yang memadai. Butuh strategi menyiapkan kondisi keuangan guna menyikapi resesi yang terjadi.
(Baca Juga: Catat! Ini Pentingnya Punya Dana Darurat Saat Pandemi)
"Memiliki perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi situasi resesi seperti saat ini. Hal ini dapat menghindari pengeluaran yang tak dibutuhkan, selain itu juga mempersiapkan diri untuk memiliki dana darurat," ungkap Co-founder dan Chief Investment Officer FUNDtastic Franky Chandra di Jakarta, Senin(12/10/2020).
Perencanaan keuangan dengan matang, jelas dia, berarti membedah dan mencatat kondisi keuangan, baik pemasukan rutin dan pengeluaran pokok. "Pengeluaran pokok merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan setiap bulannya, utamanya kebutuhan primer, lalu kemudian juga pengeluaran rutin termasuk cicilan kredit produktif (KPR, kredit investasi, kredit modal kerja), biaya asuransi atau beban kesehatan, maupun kredit konsumtif," ucapnya.
Jika pemasukan dikurangi pengeluaran pokok, masih terdapat sisa dana yang memadai, maka bisa mulai merencanakan tujuan keuangan ke depan. Namun, apabila keadaan sebaliknya dimana pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka diperlukan perencanaan keuangan yang lebih baik, misalkan dengan memilah mana yang benar-benar merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan semata.
"Menentukan perencanaan keuangan tergantung dengan kebutuhan dan target setiap orang, misalnya untuk pendidikan anak sekolah, kuliah, kebutuhan pensiun, dana darurat atau kebutuhan masa depan lain," tambahnya.
Sementara, jika masih terdapat kelonggaran dana, maka bisa merencanakan hal lainnya, seperti jalan-jalan atau buka bisnis sampingan baru. Franky menambahkan, proteksi baik itu asuransi jiwa maupun kesehatan sebaiknya juga penting agar tujuan keuangan tetap dapat berjalan tanpa terhambat.
tulis komentar anda