Eksportir Indonesia Berpeluang Raih Rp47,23 Triliun dari India
Selasa, 13 Oktober 2020 - 21:40 WIB
JAKARTA - Laporan Peluang Perdagangan Standard Chartered (Standard Chartered Trade Opportunity Report) mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia dapat meningkatkan nilai ekspor ke India sebanyak lebih dari Rp47,23 triliun (USD3,2 miliar) setiap tahun. Studi tersebut juga menemukan bahwa eksportir India dapat meningkatkan perdagangan dengan Indonesia sekitar Rp25,57 triliun (USD1,8 miliar), sehingga peluang perdagangan bilateral menjadi Rp73,80 triliun (USD 5 miliar).
Riset ini melacak potensi ekspor tinggi, yang didefinisikan sebagai barang atau jasa yang memilki nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan, di luar negeri. Di saat negara-negara tengah bergerak untuk pulih dari dampak Covid-19, studi ini mengunggulkan perdagangan global sebagai pendorong utama kemakmuran serta menyoroti sektor-sektor dengan peluang terbesar untuk tumbuh. ( Baca juga:Survei: 87% Milenial dan Gen Z Indonesia Ingin Buka Bisnis Baru )
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia mengatakan, Indonesia menikmati hubungan perdagangan yang erat dengan India, dan terdapat peluang yang menarik untuk meningkatkan ekspor sebesar Rp47,23 triliun.
"Secara khusus, fokus Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor manufaktur sebagai mesin pertumbuhan ekonomi sejalan dengan kelas menengah India yang sedang berkembang dan meningkatnya permintaan untuk mesin listrik dan peralatan mekanik," kata Andrew di Jakarta, Selasa (13/10/2020). ( Baca juga:Belajar dari YouTube, Pria India Merampok Dua Bank )
India adalah salah satu mitra dagang terbesar dan terpenting Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke India pada 2019 tercatat sebesar Rp173,86 triliun (USD11,78 miliar) menjadikannya sebagai tujuan ekspor teratas ke-4 Indonesia. Pada periode yang sama, impor Indonesia dari India tercatat sebesar Rp63,32 triliun (USD4,29 miliar) menjadikan India sebagai sumber impor terbesar ke-9 Indonesia. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral pada 2025 hingga mencapai Rp737,97 triliun (USD50 miliar).
Sektor mesin kelistrikan Indonesia adalah sektor dengan peluang tertinggi sebesar Rp13,33 triliun (USD903 juta), atau meningkat lebih dari 500% dari angka ekspor aktual. Selain perangkat mesin kelistrikan, sektor-sektor lain dari Indonesia yang memiliki peluang signifikan di India adalah permesinan dan peralatan mekanik; filamen buatan;peralatan optik, perangkat medis dan fotografi; serta jasa konstruksi.
Riset ini melacak potensi ekspor tinggi, yang didefinisikan sebagai barang atau jasa yang memilki nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan, di luar negeri. Di saat negara-negara tengah bergerak untuk pulih dari dampak Covid-19, studi ini mengunggulkan perdagangan global sebagai pendorong utama kemakmuran serta menyoroti sektor-sektor dengan peluang terbesar untuk tumbuh. ( Baca juga:Survei: 87% Milenial dan Gen Z Indonesia Ingin Buka Bisnis Baru )
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia mengatakan, Indonesia menikmati hubungan perdagangan yang erat dengan India, dan terdapat peluang yang menarik untuk meningkatkan ekspor sebesar Rp47,23 triliun.
"Secara khusus, fokus Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor manufaktur sebagai mesin pertumbuhan ekonomi sejalan dengan kelas menengah India yang sedang berkembang dan meningkatnya permintaan untuk mesin listrik dan peralatan mekanik," kata Andrew di Jakarta, Selasa (13/10/2020). ( Baca juga:Belajar dari YouTube, Pria India Merampok Dua Bank )
India adalah salah satu mitra dagang terbesar dan terpenting Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke India pada 2019 tercatat sebesar Rp173,86 triliun (USD11,78 miliar) menjadikannya sebagai tujuan ekspor teratas ke-4 Indonesia. Pada periode yang sama, impor Indonesia dari India tercatat sebesar Rp63,32 triliun (USD4,29 miliar) menjadikan India sebagai sumber impor terbesar ke-9 Indonesia. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan bilateral pada 2025 hingga mencapai Rp737,97 triliun (USD50 miliar).
Sektor mesin kelistrikan Indonesia adalah sektor dengan peluang tertinggi sebesar Rp13,33 triliun (USD903 juta), atau meningkat lebih dari 500% dari angka ekspor aktual. Selain perangkat mesin kelistrikan, sektor-sektor lain dari Indonesia yang memiliki peluang signifikan di India adalah permesinan dan peralatan mekanik; filamen buatan;peralatan optik, perangkat medis dan fotografi; serta jasa konstruksi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda