Ekonom Sebut Cadangan Devisa RI Masih Aman Meski Menurun
Kamis, 15 Oktober 2020 - 12:43 WIB
JAKARTA - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir September 2020 sebesar USD135,2 miliar, menurun dari bulan sebelumnya sebesar USD137 miliar.
Penurunan cadangan devisa dalam beberapa waktu terakhir ini disebut didominasi oleh kenaikan impor Indonesia, yang sebelumnya USD10,46 miliar menjadi USD10,74 miliar.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai cadangan devisa Indonesia masih cukup aman dilihat dari posisinya setara dengan kemampuan Indonesia untuk melakukan impor sekitar 8-9 bulan impor.
"Memang kalau kita lihat data internasional sekitar tiga bulan impor tapi saya kira dengan posisi sekarang masih relatif aman," ujar Tauhid dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Di sisi lain, dengan adanya kenaikan impor menyebabkan cadangan devisa Indonesia akan tergerus karena harus membayar dengan dolar AS yang cukup banyak.
Sementara di sisi lain ekspor Indonesia cenderung turun, yang semula di Juli 2020 mencapai USD13,70 miliar sementara di Agustus turun menjadi USD13,07 miliar. Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor pada September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau naik 6,9% dibanding Agustus.
Dari pinjaman luar negeri, lanjut Tauhid, dilihat dari posisi penarikan pinjaman luar negeri yang menurutnya tidak terlalu banyak memberikan dampak kepada cadangan devisa.
Dari data yang disajikan oleh Bank Indonesia (BI) terdapat sedikit perubahan dengan total pinjaman luar negeri yang semakin besar satu bulan terakhir. (Baca juga: Naik Lagi, Utang Indonesia Lampaui Rp6.100 Triliun per Agustus )
Tauhid juga menyebut satu hal lain yang menurutnya menggerus cadangan devisa Indonesia, yakni kondisi depresiasi dalam satu bulan terakhir ini.
"Walaupun tidak terlalu banyak, cukup memang pada akhirnya BI harus melakukan intervensi di sektor pasar modal dan ini akan menyebabkan cadangan devisa kita mengalami penurunan," ucapnya.
Penurunan cadangan devisa dalam beberapa waktu terakhir ini disebut didominasi oleh kenaikan impor Indonesia, yang sebelumnya USD10,46 miliar menjadi USD10,74 miliar.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai cadangan devisa Indonesia masih cukup aman dilihat dari posisinya setara dengan kemampuan Indonesia untuk melakukan impor sekitar 8-9 bulan impor.
"Memang kalau kita lihat data internasional sekitar tiga bulan impor tapi saya kira dengan posisi sekarang masih relatif aman," ujar Tauhid dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Di sisi lain, dengan adanya kenaikan impor menyebabkan cadangan devisa Indonesia akan tergerus karena harus membayar dengan dolar AS yang cukup banyak.
Sementara di sisi lain ekspor Indonesia cenderung turun, yang semula di Juli 2020 mencapai USD13,70 miliar sementara di Agustus turun menjadi USD13,07 miliar. Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor pada September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau naik 6,9% dibanding Agustus.
Dari pinjaman luar negeri, lanjut Tauhid, dilihat dari posisi penarikan pinjaman luar negeri yang menurutnya tidak terlalu banyak memberikan dampak kepada cadangan devisa.
Dari data yang disajikan oleh Bank Indonesia (BI) terdapat sedikit perubahan dengan total pinjaman luar negeri yang semakin besar satu bulan terakhir. (Baca juga: Naik Lagi, Utang Indonesia Lampaui Rp6.100 Triliun per Agustus )
Tauhid juga menyebut satu hal lain yang menurutnya menggerus cadangan devisa Indonesia, yakni kondisi depresiasi dalam satu bulan terakhir ini.
"Walaupun tidak terlalu banyak, cukup memang pada akhirnya BI harus melakukan intervensi di sektor pasar modal dan ini akan menyebabkan cadangan devisa kita mengalami penurunan," ucapnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda