Waduh, Cadangan Minyak Bisa Cuma Sampai 9 Tahun Lagi
Rabu, 21 Oktober 2020 - 14:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan minyak bumi di Indonesia bisa habis dalam waktu sembilan tahun. Pasalnya, sumber energi yang ada saat ini, banyak yang belum dikonversi menjadi cadangan. ( Baca juga: Menteri ESDM Potong Anggaran Perjalanan Dinas, Untuk Apa? )
"Jadi, cadangan minyak bumi baru ada sekitar 3,77 miliar barel. Dan itu hanya bisa untuk sembilan tahun dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif Arifin dalam acara Tempo Energy Day pada Rabu, (21/10/2020).
Arifin melanjutkan, kondisi ini tak jauh berbeda dengan cadangan energi fosil lainnya. Seperti gas bumi, yang diperkirakan akan habis dalam 22 tahun dengan cadangan yang ada saat ini sebesar 77,3 triliun cubic feet.
"Sementara itu cadangan batu bara sebesar 37,6 triliun miliar ton akan habis dalam waktu 65 tahun," ungkap dia. ( Baca juga: Komisi II DPR Kembali Ingatkan Aman COVID-19 Jadi Faktor Kesuksesan Pilkada )
Makanya, transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT) harus diperlukan guna memenuhi kebutuhan jangka panjang. Pihaknya mencatat potensi energi dari EBT mencapai lebih dari 400 gigawatt.
"Dari total potensi yang ada, jumlah EBT yang dimanfaatkan baru 2,5% atau 10 gigawatt. Potensi itu bisa bertambah, sebab masih banyak sumber energi yang belum ditindaklanjuti atau dieksplorasi secara masif," tandas dia.
"Jadi, cadangan minyak bumi baru ada sekitar 3,77 miliar barel. Dan itu hanya bisa untuk sembilan tahun dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif Arifin dalam acara Tempo Energy Day pada Rabu, (21/10/2020).
Arifin melanjutkan, kondisi ini tak jauh berbeda dengan cadangan energi fosil lainnya. Seperti gas bumi, yang diperkirakan akan habis dalam 22 tahun dengan cadangan yang ada saat ini sebesar 77,3 triliun cubic feet.
"Sementara itu cadangan batu bara sebesar 37,6 triliun miliar ton akan habis dalam waktu 65 tahun," ungkap dia. ( Baca juga: Komisi II DPR Kembali Ingatkan Aman COVID-19 Jadi Faktor Kesuksesan Pilkada )
Makanya, transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT) harus diperlukan guna memenuhi kebutuhan jangka panjang. Pihaknya mencatat potensi energi dari EBT mencapai lebih dari 400 gigawatt.
"Dari total potensi yang ada, jumlah EBT yang dimanfaatkan baru 2,5% atau 10 gigawatt. Potensi itu bisa bertambah, sebab masih banyak sumber energi yang belum ditindaklanjuti atau dieksplorasi secara masif," tandas dia.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda