MNC Bank dan MNC Media Ajak Generasi Milenial Tekuni Dunia Wirausaha
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 18:45 WIB
Oleh karena itu, yang harus dipahami adalah pentingnya menjaga karakter yang positif. Lebih khusus dia menyontohkan ada beberapa hal yang harus dihindari misalnya komitmen membayar cicilan berapapun besarnya.
"Sekarang ada SLIK check, jadi jangan sampai pinjaman kecil diremehkan. Lantaran berpengaruh pada penilaian karakternya. Jadi harus berhati-hati agar tidak menghambat karir profesional atau yang mau jadi entrepreneur. Selain track record juga diperiksa latar belakangnya lewat teman sesama pengusaha," ujarnya.
Dalam edukasi dia menjelaskan pada tahap awal biasanya tidak mungkin pengusaha ke perbankan sehingga biasanya menggunakan modal sendiri atau keluarga. Misalnya, untuk mulai membangun usaha rumahan. Berikutnya, bila sudah berkembang, bisa mencari investor.
"Membangun usaha itu tidak mudah, atau mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Sangat menantang. Karena itu awalnya bisnis harus mulai dari kegiatan yang disukai," ujarnya.
Menurut dia, membangun usaha butuh latihan seperti pebalap motor atau atlet MMA. Setelah usaha berkembang lalu masuk kategori feasible atau menjanjikan berkembang. Tahap selanjutnya adalah bagaimana caranya menjadi bankable.
"Karena bank akan melihat kondisi saat ini dan ke depannya seperti memilih jodoh. Harapannya bisnis yang bagus secara historikal naik. Kemudian diberikan pinjaman lalu mendorong penjualan dan untung bertambah dan bisnisnya berkembang. Begitu harapan perbankan," ujarnya.
Dia mengatakan bank akan membiayai 70-80% dari modal demi adanya moral obligation atau supaya ada komitmen dari para debitur. Berikutnya, bank juga melihat tren industri. Seperti saat ini bank cenderung menghindari sektor pariwisata di tengah pandemi. "Jadi bank akan mencari usaha yang mengandalkan penjualan dari sosmed dan online seperti makanan," ujarnya.
Guritno menambahkan, perseroan juga akan mengedukasi terkait cara pengusaha milenial bersikap agar bisa diterima investor dan perbankan. Pasalnya, dalam menjalankan usahanya mereka tetap akan butuh dukungan bank.
Pada kesempatan yang sama, Art Director MNCTV Baskoro Aji memberikan saran kepada pelaku usaha milenial bagaimana membuat produk yang menarik. Langkah awal menurutnya dengan melihat kompetitor penjual produk yang sama dan waktu yang sama.
Dia menyebutkan beberapa tips praktis sebelum melakukan inovasi skala besar untuk mengembangkan bisnisnya. "Misalnya inovasi produk yang sama seperti munculnya ayam geprek. Dari sekedar jualan ayam tapi akhirnya banyak juga restoran yang ikut menjual ayam geprek. Ini artinya meskipun produk sama tapi sampaikan dengan kemasan yang baik karena akan ada respon yang berbeda dari konsumen," tuturnya.
"Sekarang ada SLIK check, jadi jangan sampai pinjaman kecil diremehkan. Lantaran berpengaruh pada penilaian karakternya. Jadi harus berhati-hati agar tidak menghambat karir profesional atau yang mau jadi entrepreneur. Selain track record juga diperiksa latar belakangnya lewat teman sesama pengusaha," ujarnya.
Dalam edukasi dia menjelaskan pada tahap awal biasanya tidak mungkin pengusaha ke perbankan sehingga biasanya menggunakan modal sendiri atau keluarga. Misalnya, untuk mulai membangun usaha rumahan. Berikutnya, bila sudah berkembang, bisa mencari investor.
"Membangun usaha itu tidak mudah, atau mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Sangat menantang. Karena itu awalnya bisnis harus mulai dari kegiatan yang disukai," ujarnya.
Menurut dia, membangun usaha butuh latihan seperti pebalap motor atau atlet MMA. Setelah usaha berkembang lalu masuk kategori feasible atau menjanjikan berkembang. Tahap selanjutnya adalah bagaimana caranya menjadi bankable.
"Karena bank akan melihat kondisi saat ini dan ke depannya seperti memilih jodoh. Harapannya bisnis yang bagus secara historikal naik. Kemudian diberikan pinjaman lalu mendorong penjualan dan untung bertambah dan bisnisnya berkembang. Begitu harapan perbankan," ujarnya.
Dia mengatakan bank akan membiayai 70-80% dari modal demi adanya moral obligation atau supaya ada komitmen dari para debitur. Berikutnya, bank juga melihat tren industri. Seperti saat ini bank cenderung menghindari sektor pariwisata di tengah pandemi. "Jadi bank akan mencari usaha yang mengandalkan penjualan dari sosmed dan online seperti makanan," ujarnya.
Guritno menambahkan, perseroan juga akan mengedukasi terkait cara pengusaha milenial bersikap agar bisa diterima investor dan perbankan. Pasalnya, dalam menjalankan usahanya mereka tetap akan butuh dukungan bank.
Pada kesempatan yang sama, Art Director MNCTV Baskoro Aji memberikan saran kepada pelaku usaha milenial bagaimana membuat produk yang menarik. Langkah awal menurutnya dengan melihat kompetitor penjual produk yang sama dan waktu yang sama.
Dia menyebutkan beberapa tips praktis sebelum melakukan inovasi skala besar untuk mengembangkan bisnisnya. "Misalnya inovasi produk yang sama seperti munculnya ayam geprek. Dari sekedar jualan ayam tapi akhirnya banyak juga restoran yang ikut menjual ayam geprek. Ini artinya meskipun produk sama tapi sampaikan dengan kemasan yang baik karena akan ada respon yang berbeda dari konsumen," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda