Ekonomi Memburuk Akibat Pandemi, Bahlil: Tetap Optimis dan Cari Solusi
Selasa, 27 Oktober 2020 - 12:47 WIB
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) mempengaruhi semua aspek sosial dan ekonomi di seluruh negara. Bagaimana tidak, akibat adanya pandemi, ekonomi negara-negara di dunia mengalami kontraksi bahkan terancam resesi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dampak ekonomi akibat pandemi dirasakan hampir semua negara di dunia tanpa terkecuali. Termasuk juga ekonomi dari negara-negara maju maupun berkembang.
Sebagai salah satu contohnya adalah Singapura. Pada akhir tahun, ekonomi Singapura diprediksi terkontraksi 6% atau sesuai dengan perkiraan pemerintah yakni kisaran minus 5-7%.
( )
Selain Singapura, Indonesia juga ekonominya diprediksi akan mengalami minus. Pada kuartal III/2020 ini saja ekonomi Indonesia dipastikan akan resesi karena minus selama dua kuartal berturut-turut.
Sebagai gambaran, pada kuartal II/2020 lalu ekonomi Indonesia mengalami minus 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Jika pada kuartal ini minus lagi, maka secara resmi akan mengalami resesi.
“Di tengah pandemi Covid-19, hampir semua negara kena masalah virus corona. Dan pertumbuhan ekonominya pun tidak terlalu membaik, rata-rata minus termasuk Singapura dan Indonesia,” ujarnya dalam acara Indonesia Investment Day secara Virtual, Selasa (27/10/2020).
( )
Menurut Bahlil, minusnya ekonomi ini menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan terprediksi oleh hampir semua negara termasuk Indonesia. Namun menurutnya, hal tersebut harus dihadapi dengan optimisme dibandingkan harus menyerah dan meratapi keadaan.
“Hal ini sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua negara. Tapi kita harus hadapi dengan rasa optimisme dan mencari solusi untuk bagaimana bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada sekarang,” jelasnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dampak ekonomi akibat pandemi dirasakan hampir semua negara di dunia tanpa terkecuali. Termasuk juga ekonomi dari negara-negara maju maupun berkembang.
Sebagai salah satu contohnya adalah Singapura. Pada akhir tahun, ekonomi Singapura diprediksi terkontraksi 6% atau sesuai dengan perkiraan pemerintah yakni kisaran minus 5-7%.
( )
Selain Singapura, Indonesia juga ekonominya diprediksi akan mengalami minus. Pada kuartal III/2020 ini saja ekonomi Indonesia dipastikan akan resesi karena minus selama dua kuartal berturut-turut.
Sebagai gambaran, pada kuartal II/2020 lalu ekonomi Indonesia mengalami minus 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Jika pada kuartal ini minus lagi, maka secara resmi akan mengalami resesi.
“Di tengah pandemi Covid-19, hampir semua negara kena masalah virus corona. Dan pertumbuhan ekonominya pun tidak terlalu membaik, rata-rata minus termasuk Singapura dan Indonesia,” ujarnya dalam acara Indonesia Investment Day secara Virtual, Selasa (27/10/2020).
( )
Menurut Bahlil, minusnya ekonomi ini menjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan terprediksi oleh hampir semua negara termasuk Indonesia. Namun menurutnya, hal tersebut harus dihadapi dengan optimisme dibandingkan harus menyerah dan meratapi keadaan.
“Hal ini sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua negara. Tapi kita harus hadapi dengan rasa optimisme dan mencari solusi untuk bagaimana bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada sekarang,” jelasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda