BTPN Catatkan Pertumbuhan Kredit 6% di Akhir Kuartal III-2020
Selasa, 27 Oktober 2020 - 14:50 WIB
JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang sehat serta menjaga fundamental di akhir kuartal III tahun 2020 di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dalam negeri akibat pandemi COVID-19. Perseroan menyalurkan kredit mencapai Rp148,8 triliun hingga kuartal III-2020, atau meningkat 6% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Angka itu juga jauh di atas rata-rata industri pada periode yang sama sebesar 0,12%. Pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh segmen korporasi yang meningkat 21% menjadi Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III-2020.
Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, di antaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur. "Ini merupakan komitmen kami terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan," kata Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana di Jakarta, Selasa (27/10/2020).
(Baca Juga: Jenius, Kolaborasi BNI dan BTPN untuk Saling Lengkapi Layanan Non-Cash )
Perseroan juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap terjaga sehat. Gross NPL berada di level 1,10% pada akhir September 2020. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22%.
Untuk pendanaan perseroan menghimpun Rp149,9 triliun hingga akhir bulan September yang naik 3% (yoy). Strategi pendanaan terbagi baik dari dana pihak ketiga sejumlah Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,5 triliun.
"Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat. LCR (Liquidity Coverage Ratio) berada di 246,45%, sementara NSFR (Net Stable Funding Ratio) di 113,13% per posisi akhir September 2020," ujarnya.
BTPN juga mencatatkan, pertumbuhan aset sebesar 3% (yoy), dari Rp182,2 triliun menjadi Rp186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 24,9%. “Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional,” kata Ongki.
(Baca Juga: Kinerja BTPN Tetap Positif, Pertumbuhan Kredit Capai Rp150,5 Triliun )
COVID-19 mempengaruhi kinerja seluruh industri perbankan di tahun ini. Pelemahan perekonomian berpengaruh terhadap debitur sehingga menyebabkan biaya CKPN meningkat sebesar 84% menjadi Rp1,95 triliun. Dampaknya net interest income turun 2% menjadi Rp 7,9 triliun karena penurunan yield seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit.
Biaya operasional terjaga dengan baik bahkan turun sebesar 2% (yoy). Kenaikan biaya CKPN dan tekanan di pendapatan bunga bersih Bank menyebabkan laba bersih Bank turun sebesar 21% menjadi Rp 1,5 triliun sepanjang periode Januari-September tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi. Hingga akhir September 2020 total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah sebesar Rp 11,6 triliun atau sekitar 7,8% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.
Angka itu juga jauh di atas rata-rata industri pada periode yang sama sebesar 0,12%. Pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh segmen korporasi yang meningkat 21% menjadi Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III-2020.
Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, di antaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur. "Ini merupakan komitmen kami terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan," kata Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana di Jakarta, Selasa (27/10/2020).
(Baca Juga: Jenius, Kolaborasi BNI dan BTPN untuk Saling Lengkapi Layanan Non-Cash )
Perseroan juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap terjaga sehat. Gross NPL berada di level 1,10% pada akhir September 2020. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22%.
Untuk pendanaan perseroan menghimpun Rp149,9 triliun hingga akhir bulan September yang naik 3% (yoy). Strategi pendanaan terbagi baik dari dana pihak ketiga sejumlah Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,5 triliun.
"Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat. LCR (Liquidity Coverage Ratio) berada di 246,45%, sementara NSFR (Net Stable Funding Ratio) di 113,13% per posisi akhir September 2020," ujarnya.
BTPN juga mencatatkan, pertumbuhan aset sebesar 3% (yoy), dari Rp182,2 triliun menjadi Rp186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 24,9%. “Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional,” kata Ongki.
(Baca Juga: Kinerja BTPN Tetap Positif, Pertumbuhan Kredit Capai Rp150,5 Triliun )
COVID-19 mempengaruhi kinerja seluruh industri perbankan di tahun ini. Pelemahan perekonomian berpengaruh terhadap debitur sehingga menyebabkan biaya CKPN meningkat sebesar 84% menjadi Rp1,95 triliun. Dampaknya net interest income turun 2% menjadi Rp 7,9 triliun karena penurunan yield seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit.
Biaya operasional terjaga dengan baik bahkan turun sebesar 2% (yoy). Kenaikan biaya CKPN dan tekanan di pendapatan bunga bersih Bank menyebabkan laba bersih Bank turun sebesar 21% menjadi Rp 1,5 triliun sepanjang periode Januari-September tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi. Hingga akhir September 2020 total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah sebesar Rp 11,6 triliun atau sekitar 7,8% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.
(akr)
tulis komentar anda