Cermati IHSG di November, Simak Prediksi Analis MNC Sekuritas!
Rabu, 28 Oktober 2020 - 08:09 WIB
JAKARTA - Secara historis, dalam lima tahun terakhir, IHSG rata-rata mengalami koreksi di bulan November sebesar -1,15%, meskipun di tahun 2018 pergerakan IHSG sempat berada di zona hijau.
Menurut Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG di bulan November 2020 ini sejalan dengan Primbon Indeks 2020 yang telah diterbitkan di Majalah Riset MNCS Compendium edisi April 2020. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
“Pada Primbon Indeks, kami memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung mengalami koreksi. Para pelaku pasar dapat mencermati adanya beberapa momentum penting yang akan terjadi di bulan November 2020 ini yaitu; adanya pemilihan Presiden AS, pengumuman data GDP Indonesia Q3, dan pengumuman Fed Rate,” jelas Didit. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
Equity Analyst MNC Sekuritas Muh. Rudy Setiawan menambahkan, sektor yang dapat dicermati pada bulan November adalah sektor properti dan konstruksi (JAKPROP), meskipun secara historis dalam 5 tahun terakhir rata-rata JAKPROP bergerak di zona merah di level -1.41%. Namun, pada November 2018, JAKPROP bergerak di zona hijau +9.14%.
“Kami mengestimasikan hal ini dapat kembali terjadi, disebabkan beberapa faktor akan menjadi katalis untuk JAKPROP, yaitu: 1) Omnibus law akan memberi ruang terhadap WNI untuk memiliki properti; 2) Rendahnya suku bunga berpotensi meningkatkan permintaan properti khususnya kepemilikan rumah pertama; 3) Sovereign Wealth Fund akan membantu perusahaan konstruksi, disebabkan memiliki prospek terkait dengan pendanaan perusahaan konstruksi dan memperbaiki neraca pembayaran dan arus kas perusahaan konstruksi,” kata Rudy. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Selain JAKPROP, Rudy menambahkan, sektor keuangan (JAKFIN) juga berpotensi untuk bergerak di zona hijau. Dalam 5 tahun terakhir JAKFIN bergerak di zona hijau pada bulan November sebesar +0.36%. Menurutnya, emiten perbankan akan mengoptimalkan penyaluran kredit pada akhir tahun. Selain itu, rilis laporan keuangan sektor perbankan di 3Q20 lebih baik dari yang diestimasikan, sehingga investor berpotensi untuk memasukan kembali sektor kedalam portofolio investasinya.
Menurut Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG di bulan November 2020 ini sejalan dengan Primbon Indeks 2020 yang telah diterbitkan di Majalah Riset MNCS Compendium edisi April 2020. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
“Pada Primbon Indeks, kami memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung mengalami koreksi. Para pelaku pasar dapat mencermati adanya beberapa momentum penting yang akan terjadi di bulan November 2020 ini yaitu; adanya pemilihan Presiden AS, pengumuman data GDP Indonesia Q3, dan pengumuman Fed Rate,” jelas Didit. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
Equity Analyst MNC Sekuritas Muh. Rudy Setiawan menambahkan, sektor yang dapat dicermati pada bulan November adalah sektor properti dan konstruksi (JAKPROP), meskipun secara historis dalam 5 tahun terakhir rata-rata JAKPROP bergerak di zona merah di level -1.41%. Namun, pada November 2018, JAKPROP bergerak di zona hijau +9.14%.
“Kami mengestimasikan hal ini dapat kembali terjadi, disebabkan beberapa faktor akan menjadi katalis untuk JAKPROP, yaitu: 1) Omnibus law akan memberi ruang terhadap WNI untuk memiliki properti; 2) Rendahnya suku bunga berpotensi meningkatkan permintaan properti khususnya kepemilikan rumah pertama; 3) Sovereign Wealth Fund akan membantu perusahaan konstruksi, disebabkan memiliki prospek terkait dengan pendanaan perusahaan konstruksi dan memperbaiki neraca pembayaran dan arus kas perusahaan konstruksi,” kata Rudy. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Selain JAKPROP, Rudy menambahkan, sektor keuangan (JAKFIN) juga berpotensi untuk bergerak di zona hijau. Dalam 5 tahun terakhir JAKFIN bergerak di zona hijau pada bulan November sebesar +0.36%. Menurutnya, emiten perbankan akan mengoptimalkan penyaluran kredit pada akhir tahun. Selain itu, rilis laporan keuangan sektor perbankan di 3Q20 lebih baik dari yang diestimasikan, sehingga investor berpotensi untuk memasukan kembali sektor kedalam portofolio investasinya.
(ysw)
tulis komentar anda