AS Perpanjang Pembebasan Tarif Bea Masuk Bagi Indonesia, Ayo Ramai-ramai Manfaatkan
Minggu, 01 November 2020 - 18:33 WIB
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Trade Representative (USTR) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia. Harapannya pemberian fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan secara unilateral ini dapat mempercepat peluang Indonesia keluar dari krisis ekonomi.
Namun, pemerintah harus tetap memberikan pendampingan dan peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah memiliki orientasi ekport ke Amerika Serikat. Sebab berdasarkan data statistik dari United States International Trade Commission (USITC) pada tahun 2019 ekspor Indonesia yang menggunakan GSP baru mencapai USD 2,61 miliar atau setara 13,1% dari total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, yaitu sebesar USD 20.1 miliar.
(Baca Juga: Kabar Gembira! AS Akhirnya Perpanjang Fasilitas GSP Indonesia )
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, perlunya pengoptimalan pemberikan fasilitas perdagangan ini agar lebih menguntungkan Indonesia. Sebab Indonesia baru memanfaatkan 729 pos tarif barang dari total 3.572 pos tarif produk yang mendapatkan preferensi tarif GSP.
"Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia bisa lebih besar peluangnya untuk keluar dari krisis. Mudah-mudahan kita tidak hanya 13,1 persen menggunakan GSP, tapi bisa 30 persen," katanya saat dihubungi, Minggu (1/11/2020).
(Baca Juga: Jokowi Ingin Amerika Jadi Sahabat Indonesia )
Untuk itu, dia meminta, pemerintah memberikan pendampingan kepada UMKM yang telah memiliki orientasi ekspor ke Amerika Serikat. Harapannya ini dapat meningkatkan produksi dan mengefisiensikan pengeluaran agar dapat bersaing.
"Kita perlu mengidentifikasi pelaku usaha yang produknya memiliki daya saing internasional, bisa diberikan pembiayaan, tapi yang penting lagi pendampingan untuk penguatan teknologi dan punya orientasi ekspor ke Amerika. Sehingga harga bisa lebih efisien. Kalau harga murah bisa bersaing," terangnya.
Dari Januari-Agustus 2020 di tengah pandemic nilai ekspor Indonesia yang menggunakan fasilitas GSP tercatat USD 1.87 miliar atau naik 10.6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dengan perpanjangan pemberian fasilitas GSP ini diharapkan nilai ekspor Indonesia akan semakin meningkat.
Namun, pemerintah harus tetap memberikan pendampingan dan peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah memiliki orientasi ekport ke Amerika Serikat. Sebab berdasarkan data statistik dari United States International Trade Commission (USITC) pada tahun 2019 ekspor Indonesia yang menggunakan GSP baru mencapai USD 2,61 miliar atau setara 13,1% dari total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, yaitu sebesar USD 20.1 miliar.
(Baca Juga: Kabar Gembira! AS Akhirnya Perpanjang Fasilitas GSP Indonesia )
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, perlunya pengoptimalan pemberikan fasilitas perdagangan ini agar lebih menguntungkan Indonesia. Sebab Indonesia baru memanfaatkan 729 pos tarif barang dari total 3.572 pos tarif produk yang mendapatkan preferensi tarif GSP.
"Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia bisa lebih besar peluangnya untuk keluar dari krisis. Mudah-mudahan kita tidak hanya 13,1 persen menggunakan GSP, tapi bisa 30 persen," katanya saat dihubungi, Minggu (1/11/2020).
(Baca Juga: Jokowi Ingin Amerika Jadi Sahabat Indonesia )
Untuk itu, dia meminta, pemerintah memberikan pendampingan kepada UMKM yang telah memiliki orientasi ekspor ke Amerika Serikat. Harapannya ini dapat meningkatkan produksi dan mengefisiensikan pengeluaran agar dapat bersaing.
"Kita perlu mengidentifikasi pelaku usaha yang produknya memiliki daya saing internasional, bisa diberikan pembiayaan, tapi yang penting lagi pendampingan untuk penguatan teknologi dan punya orientasi ekspor ke Amerika. Sehingga harga bisa lebih efisien. Kalau harga murah bisa bersaing," terangnya.
Dari Januari-Agustus 2020 di tengah pandemic nilai ekspor Indonesia yang menggunakan fasilitas GSP tercatat USD 1.87 miliar atau naik 10.6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dengan perpanjangan pemberian fasilitas GSP ini diharapkan nilai ekspor Indonesia akan semakin meningkat.
(akr)
tulis komentar anda