Pembentukan Desa Wisata Tergantung Kesadaran Warga
Jum'at, 06 November 2020 - 14:52 WIB
JAKARTA - Belum lama ini empat desa wisata Indonesia masuk dalam Top 100way Destinasi Berkelanjutan Dunia. Empat desa wisata tersebut terdiri dari Desa Penglipuran (Bali), Desa Pemuteran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta). ( Baca juga:Akses Nggak Beres, Desa-Desa Wisata Indonesia Sulit Berkembang )
Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Andi Yuwono mengatakan, untuk menjadi empat desa tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Ia menuturkan langkah yang perlu dilakukan adalah penyadaran kepada masyarakat desa tentang keberlanjutan desa wisata.
"Potensi bisa dikreasikan tapi kesadaran harus tetap dipupuk. Supaya desa itu bisa berkelanjutan," katanya dalam Market Review IDX Channel, Jumat (6/11/2020).
Setelah menumbuhkan kesadaran, masyarakat desa harus dilibatkan dalam pembangunan desa wisata. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
"Dengan begitu masyarakat sangat terlibat dalam pembangunannya sehingga ikut menjaga keberlanjutan lingkungannya," ungkapnya.
Ia mencontohkan, misalnya saja Penglipuran Bali, dengan menerapkan hal tersebut dan dijadikan masyarakat sebagai warisan leluhur. "Dengan menerapkan sebagai warisan budaya, membuat lingkungan itu menjadi bersih. Karena menganggap itu warisan turun-temurun," jelasnya.
Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Andi Yuwono mengatakan, untuk menjadi empat desa tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Ia menuturkan langkah yang perlu dilakukan adalah penyadaran kepada masyarakat desa tentang keberlanjutan desa wisata.
"Potensi bisa dikreasikan tapi kesadaran harus tetap dipupuk. Supaya desa itu bisa berkelanjutan," katanya dalam Market Review IDX Channel, Jumat (6/11/2020).
Setelah menumbuhkan kesadaran, masyarakat desa harus dilibatkan dalam pembangunan desa wisata. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
"Dengan begitu masyarakat sangat terlibat dalam pembangunannya sehingga ikut menjaga keberlanjutan lingkungannya," ungkapnya.
Ia mencontohkan, misalnya saja Penglipuran Bali, dengan menerapkan hal tersebut dan dijadikan masyarakat sebagai warisan leluhur. "Dengan menerapkan sebagai warisan budaya, membuat lingkungan itu menjadi bersih. Karena menganggap itu warisan turun-temurun," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda