Membaca 'Biden Effect' di Perdagangan dan Nasib Negosiasi LTD Indonesia
Senin, 09 November 2020 - 05:03 WIB
JAKARTA - Calon Presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Joe Biden unggul dalam perolehan suara electoral dibandingkan capres petahana Donald Trump. Arah kebijakan presiden baru ini dinantikan, termasuk di sektor perdagangan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, Biden akan memberikan harapan baru bagi AS dan kepemimpinan di dunia.
Walaupun demikian kebijakan Biden juga tidak akan pro perdagangan bebas (free trade) sepenuhnya, tetapi lebih akan mengupayakan keseimbangan antara proteksi pasar AS dari impor, khususnya dari China dan negara-negara lain yang dianggap melakukan persaingan dagang tidak sehat.
"Oleh karena itu, Biden kemungkinan besar tidak serta merta akan menghentikan trade war, review ataupun penyelidikan-penyelidikan dagang terkait aktifitas perdagangan AS dengan negara-negara lain," ujarnya kepada MNC News Portal, Minggu (8/11/2020).
( )
Bahkan, lanjut dia, dalam presentasi economic plan-nya berjudul Made in All of America, menunjukkan adanya kemauan politik untuk memproteksi pasar AS dan penciptaan lapangan kerja.
Biden mengatakan bahwa dia tidak sungkan untuk mengenakan tarif atau hambatan dagang lainnya pada rekan dagang yang dianggap merugikan AS.
Isu terkait persaingan dagang yang tidak sehat bisa meliputi isu dumping dan subsidi perdagangan hingga persaingan usaha tidak sehat karena peran BUMN di negara pesaing (China).
"Jadi, pada prinsipnya kebijakan Biden akan relatif sama dengan Trump. Hanya saja konsep yang diusung Biden lebih terstruktur (bukan sporadis seperti Trump) mengarah pada konsep fair trade," ungkap dia.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, Biden akan memberikan harapan baru bagi AS dan kepemimpinan di dunia.
Walaupun demikian kebijakan Biden juga tidak akan pro perdagangan bebas (free trade) sepenuhnya, tetapi lebih akan mengupayakan keseimbangan antara proteksi pasar AS dari impor, khususnya dari China dan negara-negara lain yang dianggap melakukan persaingan dagang tidak sehat.
"Oleh karena itu, Biden kemungkinan besar tidak serta merta akan menghentikan trade war, review ataupun penyelidikan-penyelidikan dagang terkait aktifitas perdagangan AS dengan negara-negara lain," ujarnya kepada MNC News Portal, Minggu (8/11/2020).
( )
Bahkan, lanjut dia, dalam presentasi economic plan-nya berjudul Made in All of America, menunjukkan adanya kemauan politik untuk memproteksi pasar AS dan penciptaan lapangan kerja.
Biden mengatakan bahwa dia tidak sungkan untuk mengenakan tarif atau hambatan dagang lainnya pada rekan dagang yang dianggap merugikan AS.
Isu terkait persaingan dagang yang tidak sehat bisa meliputi isu dumping dan subsidi perdagangan hingga persaingan usaha tidak sehat karena peran BUMN di negara pesaing (China).
"Jadi, pada prinsipnya kebijakan Biden akan relatif sama dengan Trump. Hanya saja konsep yang diusung Biden lebih terstruktur (bukan sporadis seperti Trump) mengarah pada konsep fair trade," ungkap dia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda