Resesi Masuk Indonesia, Chatib Basri: yang Penting Selamat
Senin, 09 November 2020 - 15:43 WIB
JAKARTA - Selama pandemi ekonomi belum diatasi, Indonesia belum akan merangkak ke fase pemulihan investasi . Ekonom Universitas Indonesia, Prof. Chatib Basri mengatakan, saat ini yang terjadi adalah yang penting selamat.
“Akan ada periode yang disebut sebagai survival, itu adalah sekarang, mencapai titik terendah di quarter kedua, improve sedikit di quarter ketiga, naik lagi terus. Tapi belum sampai ke normal, selama pandemi masih jadi problem, saya melihat periodenya periode survival,” jelasnya dalam Bicara Data Virtual Series bertajuk 'Peluang Mendorong Investasi Saat Pandemi' di Jakarta, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Indonesia Resesi, Anak Buah Khusus Sri Mulyani: Itu Pra Kondisi Pemulihan )
Menurutnya, setelah pandemi bisa diatasi, kegiatan ekonomi mengarah ke normal dan baru bisa masuk ke tahap pemulihan . Sambung dia menekankan, jika belum bisa beroperasi penuh maka investasi bakal tertahan dan berdampak ke perekonomian nasional.
“Recoverry hanya bisa dilakukan kalau pandeminya harus bisa di-address, kalau tidak bisa di-address Anda akan berhadapan yang saya sebut skala ekonomi. Kalau kapasitas terpasangan masih banyak, saya nggak mungkin beroperasi 100 persen, ngapain saya berinvestasi kan?,” lanjut Menteri Keuangan Indonesia 2014 ini.
Menurut Chatib invetasi akan kembali masuk atau naik akan terjadi ketika ekonomi sudah mulai normal. “Hitungan sederhana ekonomi kita baru masuk kondisi normal itu di 2022, di situlah kita baru bisa bicara ekspansi, investasi swasta dan macam-macam,” tambahnya.
(Baca Juga: Kucuran Investasi di Jawa dan Luar Jawa Membaik 6 Tahun Terakhir, Ini Datanya )
Pada saat itu penting memastikan adanya kemudahan dan kepastian investasi terutama di daerah. Selain juga perlu memasukan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu mengedepankan isu lingkungan dan perlindugan sosial.
Tren sumber-sumber dana global saat ini menurut Chatib punya perhatian besar pada isu tersebut dalam keputusan investasinya. “Mereka mulai menghindari pembiayaan sektor-sektor yang dinilai mengganggu environment, financingnya sudah agak susah,” tambahnya.
“Akan ada periode yang disebut sebagai survival, itu adalah sekarang, mencapai titik terendah di quarter kedua, improve sedikit di quarter ketiga, naik lagi terus. Tapi belum sampai ke normal, selama pandemi masih jadi problem, saya melihat periodenya periode survival,” jelasnya dalam Bicara Data Virtual Series bertajuk 'Peluang Mendorong Investasi Saat Pandemi' di Jakarta, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Indonesia Resesi, Anak Buah Khusus Sri Mulyani: Itu Pra Kondisi Pemulihan )
Menurutnya, setelah pandemi bisa diatasi, kegiatan ekonomi mengarah ke normal dan baru bisa masuk ke tahap pemulihan . Sambung dia menekankan, jika belum bisa beroperasi penuh maka investasi bakal tertahan dan berdampak ke perekonomian nasional.
“Recoverry hanya bisa dilakukan kalau pandeminya harus bisa di-address, kalau tidak bisa di-address Anda akan berhadapan yang saya sebut skala ekonomi. Kalau kapasitas terpasangan masih banyak, saya nggak mungkin beroperasi 100 persen, ngapain saya berinvestasi kan?,” lanjut Menteri Keuangan Indonesia 2014 ini.
Menurut Chatib invetasi akan kembali masuk atau naik akan terjadi ketika ekonomi sudah mulai normal. “Hitungan sederhana ekonomi kita baru masuk kondisi normal itu di 2022, di situlah kita baru bisa bicara ekspansi, investasi swasta dan macam-macam,” tambahnya.
(Baca Juga: Kucuran Investasi di Jawa dan Luar Jawa Membaik 6 Tahun Terakhir, Ini Datanya )
Pada saat itu penting memastikan adanya kemudahan dan kepastian investasi terutama di daerah. Selain juga perlu memasukan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu mengedepankan isu lingkungan dan perlindugan sosial.
Tren sumber-sumber dana global saat ini menurut Chatib punya perhatian besar pada isu tersebut dalam keputusan investasinya. “Mereka mulai menghindari pembiayaan sektor-sektor yang dinilai mengganggu environment, financingnya sudah agak susah,” tambahnya.
tulis komentar anda