Indonesia Resesi, Anak Buah Khusus Sri Mulyani: Itu Pra Kondisi Pemulihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49% secara year on year (yoy) merupakan prakondisi pemulihan ekonomi nasional pada 2021 mendatang. Itu karena ekonomi tumbuh positif 5,05% secara quarter to quarter (qtq) bila dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal II yang minus 5,32%.
Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,05% (qtq) pada periode tersebut membuat pihaknya optimis bila ekonomi semakin bergeliat naik pada periode selanjutnya.
(Baca Juga: Resesi Datang, Istana: Pemulihan Ekonomi Indonesia Berada di Trek yang Tepat )
Pertumbuhan yang diyakini akan positif itu karena didorong oleh belanja pemerintah yang mencapai 9,8% pada kuartal ke-III tahun ini. Dengan begitu, diharapkan pada 2021 nanti pemulihan ekonomi nasional akan pulih sesuai dengan target pemerintah.
"Jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 juga tumbuh positif, ini kabar baik, birokrasi juga bisa bekerja efisien dan efektif, ini terbukti dari belanja pemerintah yang tumbuh sangat bagus di kuartal III yang tumbuh 9,8 persen dan diharapkan dengan akselerasi yang baik maka di kuartal IV menjadi prakondisi di 2021," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/11/2020).
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi ekonomi pada kuartal III ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif dalam upaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
(Baca Juga: Pemerintahan Jokowi yang Pertama Menyangga Perekonomian Nasional Saat Market Lumpuh )
Intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian meningkatkan aktivitas masyarakat. “Begitu pun intervensi pemerintah melalui program-program pemulihan ekonomi yang ditujukan untuk menahan laju penurunan kinerja ekonomi, yang berhasil menggerakkan konsumsi masyarakat dan investasi swasta,” kata Airlangga.
Perbaikan ekonomi Indonesia dari sisi permintaan (demand) didukung oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,8% (yoy). Hal ini menggambarkan upaya pemerintah dalam menstimulasi perekonomian melalui program-program PEN.
Perbaikan juga terlihat pada sisi penawaran (supply). Terdapat sektor yang melejit tinggi setelah di triwulan sebelumnya tumbuh minus, yaitu sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 24,28% dari -29,18% di triwulan sebelumnya, sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh 14,79% dibandingkan triwulan sebelumnya di posisi -22,21%.
Lalu industri pengolahan tumbuh 5,25% dari posisi minus 6,29%, dan sektor perdagangan yang tumbuh 5,68% dari posisi minus 6,71% di triwulan sebelumnya.
Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,05% (qtq) pada periode tersebut membuat pihaknya optimis bila ekonomi semakin bergeliat naik pada periode selanjutnya.
(Baca Juga: Resesi Datang, Istana: Pemulihan Ekonomi Indonesia Berada di Trek yang Tepat )
Pertumbuhan yang diyakini akan positif itu karena didorong oleh belanja pemerintah yang mencapai 9,8% pada kuartal ke-III tahun ini. Dengan begitu, diharapkan pada 2021 nanti pemulihan ekonomi nasional akan pulih sesuai dengan target pemerintah.
"Jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 juga tumbuh positif, ini kabar baik, birokrasi juga bisa bekerja efisien dan efektif, ini terbukti dari belanja pemerintah yang tumbuh sangat bagus di kuartal III yang tumbuh 9,8 persen dan diharapkan dengan akselerasi yang baik maka di kuartal IV menjadi prakondisi di 2021," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/11/2020).
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi ekonomi pada kuartal III ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif dalam upaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
(Baca Juga: Pemerintahan Jokowi yang Pertama Menyangga Perekonomian Nasional Saat Market Lumpuh )
Intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian meningkatkan aktivitas masyarakat. “Begitu pun intervensi pemerintah melalui program-program pemulihan ekonomi yang ditujukan untuk menahan laju penurunan kinerja ekonomi, yang berhasil menggerakkan konsumsi masyarakat dan investasi swasta,” kata Airlangga.
Perbaikan ekonomi Indonesia dari sisi permintaan (demand) didukung oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,8% (yoy). Hal ini menggambarkan upaya pemerintah dalam menstimulasi perekonomian melalui program-program PEN.
Perbaikan juga terlihat pada sisi penawaran (supply). Terdapat sektor yang melejit tinggi setelah di triwulan sebelumnya tumbuh minus, yaitu sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 24,28% dari -29,18% di triwulan sebelumnya, sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh 14,79% dibandingkan triwulan sebelumnya di posisi -22,21%.
Lalu industri pengolahan tumbuh 5,25% dari posisi minus 6,29%, dan sektor perdagangan yang tumbuh 5,68% dari posisi minus 6,71% di triwulan sebelumnya.
(akr)