Menko Airlangga Dorong Pengembangan Kecerdasan AI di Sektor Kesehatan
Rabu, 11 November 2020 - 00:31 WIB
JAKARTA - Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI) diyakini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis, serta mendorong inovasi di berbagai sektor. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus diarahkan untuk menjawab berbagai permasalahan pembangunan di Indonesia, termasuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Perkembangan AI tentunya dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi digital. Dalam masa pandemi Covid-19 ini, teknologi digital menjadi menjadi sesuatu yang menyokong perubahan juga.
(Baca Juga: Para Pejabat Negara ASEAN Bertemu Bahas Pemulihan Ekonomi Dampak Pandemi )
Sebab, dengan adanya pembatasan interaksi dan aktivitas fisik, maka infrastruktur dan layanan digital menjadi tulang punggung bagi berbagai kegiatan produktif masyarakat, dunia usaha, dan bahkan Pemerintah.
“Pengembangan AI di sektor kesehatan perlu dilakukan sejak saat ini, mengingat dalam rentang 20 tahun, Indonesia akan memiliki aging society yang besar. Tingkat kesehatan yang berkualitas di masa silver economy tersebut diperkirakan akan banyak didukung oleh pemanfaatan digital khususnya AI. Jadi, (kalau AI sudah diterapkan dari sekarang) bisa menjaga pelayanan kepada masyarakat sampai masa mendatang,” jelas Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (12/11/2020).
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pemerintah menjalankan agenda transformasi digital sebagai akselerator pemulihan ekonomi nasional dan pendukung transformasi ekonomi. Pada awal Agustus 2020 lalu, presiden telah memberikan arahan terkait lima agenda transformasi digital, yaitu: (a) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
(Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Kecerdasan Buatan 1.000 Kali Lebih Hemat Energi )
Lalu (b) Penyiapan roadmap transformasi digital di sektor strategis, seperti sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, perindustrian, dan penyiaran; (c) percepatan integrasi pusat data nasional; (d) penyiapan digital talent; serta (e) penyiapan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan.
“Kami mengapresiasi pembuatan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045 yang sudah disusun melalui pendekatan quadruple helix (pemerintah, industri, akademia, dan komunitas masyarakat). Berbagai kajian global terkait pengembangan AI memberikan rekomendasi yang setidaknya meliputi tiga isu, yaitu menyiapkan SDM yang ahli dalam AI, membangung kepercayaan terhadap AI, dan membentuk ekosistem AI,” tukasnya.
Perkembangan AI tentunya dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi digital. Dalam masa pandemi Covid-19 ini, teknologi digital menjadi menjadi sesuatu yang menyokong perubahan juga.
(Baca Juga: Para Pejabat Negara ASEAN Bertemu Bahas Pemulihan Ekonomi Dampak Pandemi )
Sebab, dengan adanya pembatasan interaksi dan aktivitas fisik, maka infrastruktur dan layanan digital menjadi tulang punggung bagi berbagai kegiatan produktif masyarakat, dunia usaha, dan bahkan Pemerintah.
“Pengembangan AI di sektor kesehatan perlu dilakukan sejak saat ini, mengingat dalam rentang 20 tahun, Indonesia akan memiliki aging society yang besar. Tingkat kesehatan yang berkualitas di masa silver economy tersebut diperkirakan akan banyak didukung oleh pemanfaatan digital khususnya AI. Jadi, (kalau AI sudah diterapkan dari sekarang) bisa menjaga pelayanan kepada masyarakat sampai masa mendatang,” jelas Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (12/11/2020).
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pemerintah menjalankan agenda transformasi digital sebagai akselerator pemulihan ekonomi nasional dan pendukung transformasi ekonomi. Pada awal Agustus 2020 lalu, presiden telah memberikan arahan terkait lima agenda transformasi digital, yaitu: (a) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
(Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Kecerdasan Buatan 1.000 Kali Lebih Hemat Energi )
Lalu (b) Penyiapan roadmap transformasi digital di sektor strategis, seperti sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, perindustrian, dan penyiaran; (c) percepatan integrasi pusat data nasional; (d) penyiapan digital talent; serta (e) penyiapan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan.
“Kami mengapresiasi pembuatan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045 yang sudah disusun melalui pendekatan quadruple helix (pemerintah, industri, akademia, dan komunitas masyarakat). Berbagai kajian global terkait pengembangan AI memberikan rekomendasi yang setidaknya meliputi tiga isu, yaitu menyiapkan SDM yang ahli dalam AI, membangung kepercayaan terhadap AI, dan membentuk ekosistem AI,” tukasnya.
(akr)
tulis komentar anda