RI Bikin Keok India, Filipina dan Vietnam Soal Kinerja Industri Paling Kompetitif
Kamis, 12 November 2020 - 05:41 WIB
Saat ini, kerja sama Indonesia-UNIDO yang diterapkan melalui dokumen Indonesia-UNIDO Country Programme 2016-2020 telah membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional serta perkembangan industri dalam negeri.
“Proyek-proyek kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” tegas Dody.
Selanjutnya, proyek-proyek kerja sama yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan industri dalam negeri tersebut membantu peningkatan kualitas dan kapasitas produksi sehingga daya saingnya semakin meningkat. “Salah satu proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang kami nilai cukup berhasil adalah program SMART Fish yang saat ini sedang dilanjutkan kepada tahap kedua,” sebut Dody.
Program SMART Fish 2 tersebut fokus pada penguatan standarisasi produk perikanan serta rumput laut. Seperti yang diketahui, produk perikanan dan rumput laut merupakan basis bahan baku bagi industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi.
“Melalui program SMART Fish, kekhawatiran akan kurangnya suplai dan kekhawatiran terhadap kualitas bahan baku dapat diatasi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Dirjen KPAII berharap, keberhasilan program kerja sama Indonesia-UNIDO dapat segera diikuti oleh basis input industri lain seperti sektor kehutanan, tambang, dan peternakan, termasuk basis sektor jasa yang dapat mendukung proses industrialisasi dan penguatan ekspor.
“Dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016-2020 akan berakhir bulan Desember ini. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menyusun proyek-proyek yang lebih strategis, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia,” tutur Dody.
“Proyek-proyek kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” tegas Dody.
Selanjutnya, proyek-proyek kerja sama yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan industri dalam negeri tersebut membantu peningkatan kualitas dan kapasitas produksi sehingga daya saingnya semakin meningkat. “Salah satu proyek kerja sama Indonesia-UNIDO yang kami nilai cukup berhasil adalah program SMART Fish yang saat ini sedang dilanjutkan kepada tahap kedua,” sebut Dody.
Program SMART Fish 2 tersebut fokus pada penguatan standarisasi produk perikanan serta rumput laut. Seperti yang diketahui, produk perikanan dan rumput laut merupakan basis bahan baku bagi industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi.
“Melalui program SMART Fish, kekhawatiran akan kurangnya suplai dan kekhawatiran terhadap kualitas bahan baku dapat diatasi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Dirjen KPAII berharap, keberhasilan program kerja sama Indonesia-UNIDO dapat segera diikuti oleh basis input industri lain seperti sektor kehutanan, tambang, dan peternakan, termasuk basis sektor jasa yang dapat mendukung proses industrialisasi dan penguatan ekspor.
“Dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016-2020 akan berakhir bulan Desember ini. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menyusun proyek-proyek yang lebih strategis, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia,” tutur Dody.
(akr)
tulis komentar anda