Mengenal Teori U dalam Menghadapi Ketidakpastian di Era Industri 4.0

Minggu, 01 Desember 2024 - 20:25 WIB
loading...
Mengenal Teori U dalam...
Pencetus Teori U yang juga merupakan dosen senior di Massachusetts Institute of Technology, Otoo Scharmer. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Di era yang penuh ketidakpastian, masyarakat membutuhkan pendekatan baru untuk mengatasi tantangan kompleks. Teori U sebuah metode yang mengajak masyarakat melihat masalah dari perspektif yang lebih dalam dan menawarkan solusi yang komprehensif.

Pada acara peluncuran buku Intisari Teori U yang diselenggarakan oleh Yayasan Upaya Indonesia Damai atau dikenal United In Diversity Foundation (UID) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), para peserta diajak untuk mendalami lebih jauh tentang potensi transformatif Teori U.

Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, mengapresiasi peran UID dalam mempersiapkan kepemimpinan nasional menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui pendekatan Teori U.

"Teori U sangat relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini karena menekankan pentingnya membuka hati dan pikiran untuk beradaptasi di tengah perubahan cepat, serta mendorong kepemimpinan inovatif dan kolaboratif guna mencapai tujuan bersama," ujar Ace, ditulis Minggu (1/12/2024).



Senada dengan Ace, Presiden UID, Tantowi Yahya, juga menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini.

"Teori U telah lama menjadi landasan program-program UID. Kami mendorong kesadaran diri mendalam dan transformasi kolektif untuk mengatasi akar tantangan. Saya berharap acara ini dapat menginspirasi dan menjadi katalis dalam perjalanan kita bersama menuju masa depan yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan," tambahnya.

Sementara itu, pencetus Teori U yang juga merupakan dosen senior di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan co-founder Presencing Institute, Otoo Scharmer, memaparkan tiga transformasi kunci dalam pendekatan Teori U.

Pertama, dari berpikir silo ke berpikir sistemik dengan menghubungkan upaya-upaya terpisah menjadi pendekatan yang lebih sistemik. Kedua, dari 'saya' ke 'kita' dengan membangun kesadaran kolektif untuk bertindak sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Ketiga, dari reaktif ke ko-kreatif dengan beralih dari sekadar merespons masalah menjadi menciptakan solusi secara kolaboratif.

Otto menekankan untuk mencapai tujuan seperti penyembuhan sosial dan regenerasi, diperlukan penumbuhan tanah atau ladang sosial yang subur, yakni kualitas hubungan yang mendalam dan bermakna. Ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur pembelajaran dan kepemimpinan dengan menyelaraskan perhatian (attention), niat (intention), dan keberdayaan (agency) baik secara individu maupun kolektif.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Peran Penting Startup...
Peran Penting Startup dalam Mengakselerasi Digitalisasi IKM
Optimalkan Pengawasan...
Optimalkan Pengawasan Kawasan Industri dengan Smart Monitoring dari PLN Icon Plus
Jababeka Kolaborasi...
Jababeka Kolaborasi Wujudkan Ekosistem Industri 4.0 di Correctio
Anak Usaha LTLS Ditunjuk...
Anak Usaha LTLS Ditunjuk sebagai National Lighthouse Industry 4.0
Startegi Jitu Perusahaan...
Startegi Jitu Perusahaan Wujudkan Centre of Excellence Digital Berskala Global
Dorong Terciptanya Revolusi...
Dorong Terciptanya Revolusi 4.0, Menko Airlangga Raih Predikat Tokoh Transformasi Industri
Kembangkan Talenta Digital...
Kembangkan Talenta Digital di Industri Manufaktur, NEC Indonesia dan PIDI 4.0 Kolaborasi
RI Bidik Rp11,4 Triliun...
RI Bidik Rp11,4 Triliun dari Kerja Sama Pengembangan Industri 4.0 di Hannover Messe 2023
Unjuk Potensi Industri...
Unjuk Potensi Industri 4.0, Telkom Tampilkan Etalase Ekonomi Indonesia di Hannover Messe 2023
Rekomendasi
3 Gerbong di Stasiun...
3 Gerbong di Stasiun Tugu Ternyata Dibakar, Motif Pelaku Terungkap
Sinopsis Sinetron Mencintaimu...
Sinopsis Sinetron Mencintaimu Sekali Lagi, Kamis 13 Maret 2025: Arini Menuntut, Emil Frustasi
Menteri ATR/BPN Serahkan...
Menteri ATR/BPN Serahkan 42 Sertifikat HPL Seluas 32.000 Hektare kepada KSAD
Berita Terkini
THR PNS Cair 17 Maret...
THR PNS Cair 17 Maret 2025 , Pemerintah Siapkan Anggaran Rp49,9 Triliun
23 menit yang lalu
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
1 jam yang lalu
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
1 jam yang lalu
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
1 jam yang lalu
Berapa THR yang Diterima...
Berapa THR yang Diterima PPPK 2025? Cek Kisaran Tanggal Pencairannya
2 jam yang lalu
Jaga Iklim Investasi,...
Jaga Iklim Investasi, Pemerintah Harus Berikan Kepastian Hukum Industri Sawit
2 jam yang lalu
Infografis
6 Harimau Malaya Mati...
6 Harimau Malaya Mati dalam Kecelakaan di Jalan Raya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved