Produksi Sawit Konsisten Naik Seiring Membaiknya Permintaan
Kamis, 12 November 2020 - 13:29 WIB
JAKARTA - Produksi minyak sawit Indonesia telah menunjukkan pemulihan, terlihat dari kenaikan yang konsisten dalam tiga bulan terakhir. Pada Juli, produksi minyak sawit mentah (CPO) 3,85 juta ton, naik menjadi 4,38 juta ton pada Agustus dan 4,73 juta ton pada September 2020.
Namun, secara tahunan (year on year/YoY) sampai dengan September, produksi 2020 diakui masih lebih rendah (-4,7%) dibandingkan produksi tahun 2019. Sementara, nilai ekspor produk sawit pada September mencapai USD1.871 juta atau naik 10% dibandingkan dengan nilai ekspor Agustus sebesar USD1.697 juta.
(Baca Juga: Kemnaker Perkuat Pengawasan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit)
"Secara YoY sampai dengan September, nilai ekspor produk sawit 2020 mencapai USD15.498 juta yang lebih besar dari 2019 yang sebesar USD14.458 juta. Secara volume, ekspor September mencapai 2.764 ribu ton naik 81 ribu ton (+3%) dari bulan Agustus sebesar 2.683 ribu ton," papar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) Mukti Sarjono di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
Mukti menjelaskan, ekspor ke China pada bulan September adalah 645 ribu ton, naik dari 618 ribu ton pada bulan Agustus. Ekspor ke India pada bulan September adalah 351 ribu ton yang sama dengan bulan Agustus. Sementara ekspor ke Uni Eropa dan Pakistan pada bulan September lebih rendah dari bulan Agustus.
"Kenaikan ekspor terjadi dengan tujuan Brasil, Malaysia, Rusia dan Afrika. Ekspor ke Brasil naik 44 ribu ton, ke Malaysia naik 39 ribu ton, ke Rusia naik 37 ribu ton," katanya. Dia menambahkan, kenaikan ekspor ke Afrika mencapai 39 ribu ton.
(Baca Juga: Lawan Isu Negatif, Minyak Sawit Merah Alami Diyakini Aman Bagi Kesehatan)
Di dalam negeri, imbuh dia, konsumsi untuk pangan dalam empat bulan terakhir menunjukkan kenaikan yang konsisten dan pada September mencapai 667 ribu ton. "Secara YoY sampai dengan September, konsumsi untuk pangan masih lebih rendah dari tahun lalu, atau -15,8%," bebernya.
Lebih lanjut Mukti menjelaskan, kenaikan konsumsi untuk oleokimia cenderung mendatar. Konsumsi untuk oleokimia September mencapai 151 ribu ton yang sama dengan bulan Agustus dan hanya 3 ribu ton lebih tinggi dari bulan Juli.
"Secara YoY sampai dengan September konsumsi untuk oleokimia sudah lebih tinggi (+49%) dari 2019. Konsumsi
minyak sawit untuk bodiesel pada September 2020 mencapai 630 ribu ton naik 54 ribu ton dari bulan Agustus. Secara YoY, konsumsi untuk biodiesel adalah naik 27,2% dari 2019," jelasnya.
Namun, secara tahunan (year on year/YoY) sampai dengan September, produksi 2020 diakui masih lebih rendah (-4,7%) dibandingkan produksi tahun 2019. Sementara, nilai ekspor produk sawit pada September mencapai USD1.871 juta atau naik 10% dibandingkan dengan nilai ekspor Agustus sebesar USD1.697 juta.
(Baca Juga: Kemnaker Perkuat Pengawasan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit)
"Secara YoY sampai dengan September, nilai ekspor produk sawit 2020 mencapai USD15.498 juta yang lebih besar dari 2019 yang sebesar USD14.458 juta. Secara volume, ekspor September mencapai 2.764 ribu ton naik 81 ribu ton (+3%) dari bulan Agustus sebesar 2.683 ribu ton," papar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) Mukti Sarjono di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
Mukti menjelaskan, ekspor ke China pada bulan September adalah 645 ribu ton, naik dari 618 ribu ton pada bulan Agustus. Ekspor ke India pada bulan September adalah 351 ribu ton yang sama dengan bulan Agustus. Sementara ekspor ke Uni Eropa dan Pakistan pada bulan September lebih rendah dari bulan Agustus.
"Kenaikan ekspor terjadi dengan tujuan Brasil, Malaysia, Rusia dan Afrika. Ekspor ke Brasil naik 44 ribu ton, ke Malaysia naik 39 ribu ton, ke Rusia naik 37 ribu ton," katanya. Dia menambahkan, kenaikan ekspor ke Afrika mencapai 39 ribu ton.
(Baca Juga: Lawan Isu Negatif, Minyak Sawit Merah Alami Diyakini Aman Bagi Kesehatan)
Di dalam negeri, imbuh dia, konsumsi untuk pangan dalam empat bulan terakhir menunjukkan kenaikan yang konsisten dan pada September mencapai 667 ribu ton. "Secara YoY sampai dengan September, konsumsi untuk pangan masih lebih rendah dari tahun lalu, atau -15,8%," bebernya.
Lebih lanjut Mukti menjelaskan, kenaikan konsumsi untuk oleokimia cenderung mendatar. Konsumsi untuk oleokimia September mencapai 151 ribu ton yang sama dengan bulan Agustus dan hanya 3 ribu ton lebih tinggi dari bulan Juli.
"Secara YoY sampai dengan September konsumsi untuk oleokimia sudah lebih tinggi (+49%) dari 2019. Konsumsi
minyak sawit untuk bodiesel pada September 2020 mencapai 630 ribu ton naik 54 ribu ton dari bulan Agustus. Secara YoY, konsumsi untuk biodiesel adalah naik 27,2% dari 2019," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda