667 Nelayan Kampar Nikmati Program Konversi BBM ke BBG
Kamis, 12 November 2020 - 20:52 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi kembali menyalurkan paket konverter kit (konkit) kepada 667 nelayan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan nelayan melalui penggunaan bahan bakar hemat energi.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas yang diwakili Kepala Seksi Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Sugiarto mengungkapkan, pada tahun 2020 pemerintah membagikan 25.000 paket perdana konversi untuk nelayan. Rencananya tahun depan akan meningkat menjadi 28.000.
Sugiarto juga meminta agar nelayan penerima paket perdana ini dapat memanfaatkan bantuan dengan baik. "Mohon ke nelayan penerima agar dirawat, dijaga karena ini barang bantuan pemerintah yang manfaatnya besar sekali untuk menghemat biaya melaut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).
( )
Salah satu nelayan Kampar, Supriyadi (41) yang telah 22 tahun berprofesi menjadi nelayan mengaku sangat terbantu atas bantuan program konversi BBM ke BBG ini. Hal senada juga disampaikan oleh Jon Hendri (41 tahun) yang berharap pembagian konkit LPG 3Kg bermanfaat bagi perekonomian keluarganya.
Sebelumnya, Jon harus mengeluarkan biaya bahan bakar sekitar Rp30.000 untuk membeli 3 liter BBM atau Rp120.000 untuk 4 hari melaut. Sedangkan menggunakan bahan bakar LPG 3 kg, hanya dibutuhkan 1 tabung seharga Rp25.000. "Hematnya banyak. Saya mau tabung selisihnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, biaya sekolah anak," ungkap Jon.
Sebagai informasi, 406 nelayan Kampar juga mendapatkan bantuan serupa pada tahun 2018. Konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. LPG dipilih sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mudah didapat. Selain itu, menghemat pengeluaran bahan bakar mesin untuk melaut.
(
)
Kriteria penerima paket perdana konversi untuk nelayan adalah nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu KuSUKA.
Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan nelayan melalui penggunaan bahan bakar hemat energi.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas yang diwakili Kepala Seksi Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Sugiarto mengungkapkan, pada tahun 2020 pemerintah membagikan 25.000 paket perdana konversi untuk nelayan. Rencananya tahun depan akan meningkat menjadi 28.000.
Sugiarto juga meminta agar nelayan penerima paket perdana ini dapat memanfaatkan bantuan dengan baik. "Mohon ke nelayan penerima agar dirawat, dijaga karena ini barang bantuan pemerintah yang manfaatnya besar sekali untuk menghemat biaya melaut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).
( )
Salah satu nelayan Kampar, Supriyadi (41) yang telah 22 tahun berprofesi menjadi nelayan mengaku sangat terbantu atas bantuan program konversi BBM ke BBG ini. Hal senada juga disampaikan oleh Jon Hendri (41 tahun) yang berharap pembagian konkit LPG 3Kg bermanfaat bagi perekonomian keluarganya.
Sebelumnya, Jon harus mengeluarkan biaya bahan bakar sekitar Rp30.000 untuk membeli 3 liter BBM atau Rp120.000 untuk 4 hari melaut. Sedangkan menggunakan bahan bakar LPG 3 kg, hanya dibutuhkan 1 tabung seharga Rp25.000. "Hematnya banyak. Saya mau tabung selisihnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, biaya sekolah anak," ungkap Jon.
Sebagai informasi, 406 nelayan Kampar juga mendapatkan bantuan serupa pada tahun 2018. Konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. LPG dipilih sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mudah didapat. Selain itu, menghemat pengeluaran bahan bakar mesin untuk melaut.
(
Baca Juga
Kriteria penerima paket perdana konversi untuk nelayan adalah nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu KuSUKA.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda