Saham DKI di Perusahaan Bir Dibantah Bertambah, tapi Dividen yang Diterimanya Pasti Berkurang
Jum'at, 13 November 2020 - 17:09 WIB
JAKARTA - Kinerja saham emiten produsen minuman beralkohol yang sebagian sahamnya dimilik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) , yaitu PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) , di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak menggembirakan sejak pembukaan hingga sesi penutupan perdagangan Jumat ini (13/11/2020). Penurunan kinerja saham itu tentu saja akibat sentimen negatif dari hebohnya isu pembahasan RUU Larangan Minuman Beralkohol. ( Baca juga:Pemprov DKI Disebut Tambah Saham di Perusahaan Bir, Begini Faktanya )
Berdasarkan data perdagangan BEI, harga saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) langsung turun ke level 3.950 setelah lima menit perdagangan dimulai dari posisi pembukaan di level 4.100. Saham ini kemudian ditutup dikisaran Rp4.000.
PT Delta Djakarta Tbk merupakan salah satu emiten di sektor consumer goods dengan bisnis utamanya memproduksi dan menjual bir dengan beberapa merek dagang yang cukup populer. Nama brand yang terkenal seperti Anker Beer, Anker Stout, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, Kuda Putih, dan Anker Lychee (produk rendah alkohol).
Perseroan memiliki sejarah panjang karena awal berdiri sejak 1932 sebelum Indonesia merdeka. Berdasarkan situs resmi perusahaan, mayoritas saham DLTA dimiliki oleh San Miguel Malaysia dengan persentase 58,33%, diikuti Pemerintah DKI Jakarta (26,25%), dan masyarakat (15,42%).
Sementara, dalam keterbukaan informasi yang diunggah di situs BEI pada 9 November 2020, komposisi pemegang saham berubah. Pemerintah DKI menjadi pemegang saham mayoritas dengan mengempit 58,33%, San Miguel sebesar 26,25%, dan sisanya dimiliki oleh publik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah telah menambah porsi kepemilikan saham tersebut. Begitu pula dengan Komisaris Utama DLTA Sarman Simanjorang. ( Baca juga:Pangkas Jabatan Struktural, Pemerintah Tambah Jabatan Fungsional Baru )
"Saya sebagai Komisaris Utama PT Delta Djakarta dengan tegas menyatakan bahwa kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta di PT Delta Djakarta tidak pernah berubah dari dulu sampai saat ini tetap sebesar 26,25%," ujar dia kepada MNC Media, Jumat (13/11/2020).
Terkait adanya informasi yang tertuang dalam laporan kepemilikan saham yang diunggah di situs BEI, menurutnya, itu diluar sepengetahuan dari PT Delta Djakarta. "Dan perlu diklarifikasi ke BEI langsung," ungkap dia.
PT Delta Djakarta Tbk. memang menjadi salah satu sumber pendapatan Pemprov DKI Jakarta lewat dividen yang didapatkannya. Atas kinerja DLTA tahun lalu, Pemprov DKI mendapatkan jatah sebesar Rp81,9 miliar. Tahun lalu DLTA membukukan laba bersih sebesar Rp317,81 miliar.
Sayangnya, kinerja DLTA di tahun ini sangat terdampak oleh pandemi, karena labanya menurun drastis. Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III-2020, laba bersih entitas induk DLTA jebol 68% menjadi Rp 70,68 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu laba DLTA tercatat mencapai Rp 220,92 miliar.Berkurangnya laba DLTA, tentu saja dividen yang diterima DKI juga akan mengecil.
Berdasarkan data perdagangan BEI, harga saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) langsung turun ke level 3.950 setelah lima menit perdagangan dimulai dari posisi pembukaan di level 4.100. Saham ini kemudian ditutup dikisaran Rp4.000.
PT Delta Djakarta Tbk merupakan salah satu emiten di sektor consumer goods dengan bisnis utamanya memproduksi dan menjual bir dengan beberapa merek dagang yang cukup populer. Nama brand yang terkenal seperti Anker Beer, Anker Stout, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, Kuda Putih, dan Anker Lychee (produk rendah alkohol).
Perseroan memiliki sejarah panjang karena awal berdiri sejak 1932 sebelum Indonesia merdeka. Berdasarkan situs resmi perusahaan, mayoritas saham DLTA dimiliki oleh San Miguel Malaysia dengan persentase 58,33%, diikuti Pemerintah DKI Jakarta (26,25%), dan masyarakat (15,42%).
Sementara, dalam keterbukaan informasi yang diunggah di situs BEI pada 9 November 2020, komposisi pemegang saham berubah. Pemerintah DKI menjadi pemegang saham mayoritas dengan mengempit 58,33%, San Miguel sebesar 26,25%, dan sisanya dimiliki oleh publik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah telah menambah porsi kepemilikan saham tersebut. Begitu pula dengan Komisaris Utama DLTA Sarman Simanjorang. ( Baca juga:Pangkas Jabatan Struktural, Pemerintah Tambah Jabatan Fungsional Baru )
"Saya sebagai Komisaris Utama PT Delta Djakarta dengan tegas menyatakan bahwa kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta di PT Delta Djakarta tidak pernah berubah dari dulu sampai saat ini tetap sebesar 26,25%," ujar dia kepada MNC Media, Jumat (13/11/2020).
Terkait adanya informasi yang tertuang dalam laporan kepemilikan saham yang diunggah di situs BEI, menurutnya, itu diluar sepengetahuan dari PT Delta Djakarta. "Dan perlu diklarifikasi ke BEI langsung," ungkap dia.
PT Delta Djakarta Tbk. memang menjadi salah satu sumber pendapatan Pemprov DKI Jakarta lewat dividen yang didapatkannya. Atas kinerja DLTA tahun lalu, Pemprov DKI mendapatkan jatah sebesar Rp81,9 miliar. Tahun lalu DLTA membukukan laba bersih sebesar Rp317,81 miliar.
Sayangnya, kinerja DLTA di tahun ini sangat terdampak oleh pandemi, karena labanya menurun drastis. Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III-2020, laba bersih entitas induk DLTA jebol 68% menjadi Rp 70,68 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu laba DLTA tercatat mencapai Rp 220,92 miliar.Berkurangnya laba DLTA, tentu saja dividen yang diterima DKI juga akan mengecil.
(uka)
tulis komentar anda